Witan mencetak debut di tim utama pada 14 Juni 2020, ketika masuk menggantikan Bogdan Stamenkovic dalam kekalahan 2-4 dari Radnicki Nis di Liga Serbia.
Baca Juga: Beda JDT Perkenalkan Pemain Baru, Syahrian Abimanyu Pegang Syal, Danial Amier Naik Limusin
Sepanjang musim pertamanya, 2019-2020, Witan cuma tampil 2 kali sebanyak 71 menit.
Sedangkan di musim keduanya saat ini, Witan belum pernah dimainkan sama sekali.
Egy dan Witan teramat minim dimainkan di klub mereka itu, karena kalah bersaing dengan pemain lokal atau yang lebih berpengalaman.
Kasus serupa terjadi pada sejumlah pemain Malaysia di Eropa, yang tak bisa bertahan lama dan harus kembali ke liga lokal.
Pemain Malaysia itu antara lain Akmal Rizal Ahmad Rakhli dan Juzaili Samion di Strasbourg, serta Fadzli Shaari dan Rudie Ramli di SV Wehen.
Yang masih hangat adalah kasus Safawi Rasid, yang dikirim Johor Darul Ta'zim (JDT) ke Portimonense, klub liga utama Portugal, dengan status pinjaman 1 musim.
Namun, berhubung tak pernah dimainkan di Portimonense hingga 3 bulan, padahal terkenal sebagai pemain andalan Timnas Malaysia, maka Safawi terpaksa kembali ke JDT.
Baca Juga: Danurwindo Ungkap Gairah Syahrian Abimanyu dan Masa Depannya di JDT
Satu lagi pemain muda Malaysia yang "dipaksakan" ke klub senior Eropa adalah Luqman Hakim Shamsudin dalam usia 18 tahun.
Luqman bergabung dengan KV Kortrijk (Courtrai) di Liga Belgia sejak 6 Agustus 2020.
Dia baru tampil 1 kali selama 16 menit melawan Anderlecht tanggal 23 Oktober 2020.
Penampilan itu diduga hanya untuk menyenangkan hati Luqman dan rakyat Malaysia, apalagi Kortrijk dimiliki pengusaha asal negeri sendiri, Vincent Tan.
Setelah itu, Luqman tak pernah lagi tampil di Kortrijk.