News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Timo Werner & Kai Havertz Melempem, Legenda Liverpool Sarankan Lampard Tiru Jurgen Klopp

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Chelsea, Frank Lampard kembali mendapat masukan untuk membenahi performa The Blues akhir-akhir ini. Lampard diminta meniru cara Jurgen Klopp di Liverpool untuk membangkitkan performa Timo Werner dan Kai Havertz - Pelatih kepala Chelsea Inggris Frank Lampard memberi isyarat di pinggir lapangan selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Chelsea dan Aston Villa di Stamford Bridge di London pada 28 Desember 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Chelsea, Frank Lampard kembali mendapat masukan untuk memaksimalkan penampilan Timo Werner dan Kai Havertz bersama The Blues.

Kali ini, masukan datang dari Legenda Liverpool, John Barnes, yang meminta Lampard melakukan hal yang ditempuh Jurgen Klopp bersama The Reds.

Frank Lampard disarankan tak perlu berkonsentrasi untuk kembali mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim dingin ini.

Baca juga: Liga Inggris - Bukan Timo Werner, Frank Lampard Bisa Andalkan Hudson-Odoi Ubah Peruntungan Chelsea

Baca juga: JADWAL Live Streaming Man United vs Man City Semifinal Carabao Cup, Kekhawatiran Pep Lawan Solskjaer

The Blues, julukan Chelsea, mesti lebih memperhatikan dinamika yang terjadi di dalam klub.

Dan mencoba memperbaiki secara perlahan-lahan.

Selain itu, Frank Lampard harus fokus menanamkan filosofi permainan yang ia inginkan untuk Chelsea.

Mengingat status Lampard yang baru menangani Hakim Ziyech dkk selama setahun belakangan.

Filosofi bermain dapat berimbas pada figur pemain yang didatangkan ke Stamford Bridge untuk memperkuat skuat.

Dikutip dari laman Football London, John Barnes memberi contoh apa yang dilakukan Jurgen Klopp di Liverpool.

Kala itu, manajemen The Reds memberikan waktu sekira dua musim bagi Klopp untuk memperkenalkan filosofinya.

Di saat yang bersamaan, Klopp dan manajemen Liverpool melakukan perencanaan matang untuk mendatangkan pemain-pemain yang sesuai dengan filosofinya.

Dan digunakan sebagai pondasi membangun tim.

Nama-nama seperti Virgil Van Dijk dan Alisson Becker dibeli dengan harga mahal lantaran difungsikan sebagai pondasi tim.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Bola Malam Ini: Man United vs Man City, AC Milan vs Juventus & Liga Spanyol

Setelah itu, satu per satu puzzle pemain Liverpool pun terpenuhi. Pemain seperti Gini Wijnaldum yang tak memiliki nama besar didatangkan ke Anfield karena memiliki visi bermain yang sesuai dengan klub.

Dan Klopp dapat menjalankan sistemnya dengan leluasa setelah itu.

Raihan berbagai gelar bergengsi pun akhirnya mengalir ke lemari piala Liverpool di Anfield.

Frank Lampard dapat melakukan hal serupa di Chelsea.

Yang diperlukan adalah waktu dan analisa tepat dalam mendatangkan pemain.

"Lampard baru setahun di sana, jadi dia perlu waktu yang lebih lama lagi," ungkap John Barnes.

"Jurgen Klopp punya dua tahun untuk memulai sesuatu yang bagus."

"Dan manajemen Liverpool memberikannya waktu," sambungnya.

John Barnes yakin, ketika Lampard dapat menyampaikan filosofi permainan yang ia mau untuk Chelsea, The Blues bakal jadi ancaman di Liga Inggris.

"Pemain-pemain yang baru mereka datangkan, seperti Werner dan Havertz tampil kurang maksimal bukan karena faktor perilaku yang buruk," ujar Barnes.

Baca juga: Jadwal Liga Inggris - Arsenal Sekolahkan Wlilliam Saliba ke Nice hingga Akhir Musim

"Namun, karena Lampard belum memberi Chelsea filosofi yang ia kehendaki," lanjutnya.

Apa yang disampaikan John Barnes patut dicermati oleh Frank Lampard.

Karena pada praktiknya, Lampard sering meminta Werner dan Havertz bermain di luar posisi terbaiknya.

Timo Werner terlalu sering dimainkan di posisi winger kiri sepanjang musim ini.

Padahal, ketika membela RB Leipzig, Werner kerap beroperasi sebagai striker sentral yang tak jarang melebar ke samping kiri untuk membuka atau mencari peluang.

Untuk Havertz, ia sering ditempatkan menjadi gelandang kreatif selama membela Bayer Leverkusen.

Hal itu membuat ia lebih berkonsentrasi membangun serangan dan mendistribusikan bola ke lini depan.

Dan sedikit mengurangi insting bertahannya untuk membantu lini belakang.

Di Chelsea, Havertz sering dimainkan di posisi gelandang tengah.

Dimana sang pemain harus berkonsentrasi tak hanya dalam penyerangan, tetapi juga pertahanan.

Namun, kurang adil rasanya jika hanya menunjuk Frank Lampard sebagai biang keladi kemunduran Werner dan Havertz.

Kedua pemain perlu segera beradaptasi dengan iklim sepak bola Inggris.

Dan memberi kontribusi yang signifikan untuk Chelsea dalam mengarungi kancah Liga Inggris musim ini.

(Tribunnews.com/Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini