TRIBUNNEWS.COM -- BARCELONA membutuhkan keajaiban yang mungkin bisa diciptakan oleh Lionel Messi dan kawan-kawan pada saat mereka menghadapi PSG di leg kedua babak 16 Besar Liga Champions yang akan digelar di Stadion Parc des Princes (Paris), Kamis (11/3).
Setelah tertinggal 1-4 pada leg pertama yang digelar di kandang, Barcelona membutuhkan kemenangan dengan skor minimal 4-0 di laga tandang.
Messi berangkat ke Paris dengan mengusung spirit "La Remontada" (bangkit).Pengalaman pada Liga Champions musim 2016/17, Barcelona sempat kalah 0-4 pada leg pertama babak 16 Besar di Paris namun kemudian berhasil bangkit dan lolos babak perempat final setelah menang 6-1 pada leg kedua yang digelar di Camp Nou.
Baca juga: Juventus Tersingkir, Misi Berat Atalanta & Lazio Selamatkan Wajah Italia di UCL
Namun situasi di tim Barcelona kini jauh berbeda. Neymar yang menjadi bintang permainan telah pindah ke PSG. Dia berpeluang untuk reuni dengan Messi dan Barcelona.
Selain itu, PSG juga kini memiliki sosok Kylian Mbappe, bintang yang mencetak hattrick pada laga leg pertama.
PSG telah setengah jalan dalam menyingkirkan Barcelona setelah meraih kemenangan dengan skor 4-1 di Camp Nou, itu artinya Barcelona akan membutuhkan strategi yang menakjubkan plus keajaiban untuk bisa bangkit dan mengejar ketertinggalan agar bisa mencapai babak perempat final.
Baca juga: Liverpool Bukan Juara Bertahan Liga Inggris Terburuk, Ini Fakta dan Datanya
Barcelona juga dibayangi ketakutan lain selain kekalahan pada laga ini. Saat Lionel Messi datang ke Paris menghadapi laga Liga Champions, godaan yang tak terhindarkan adalah peluang untuk untuk musim depan. Ada peluang Messi bermain di PSG setelah kontraknya di Barcelona habis.
Itu menjadi skenario mimpi buruk bagi para penggemar Barcelona, sekalipun presiden baru Barca, Joan Laporta mengumumkan dia yakin Messi ingin bertahan di Barcelona. Messi diminati oleh dua klub raksasa, PSG yang dimiliki bos asal Qatar dan Manchester City yang dimiliki bos asal Abu Dhabi.
Baca juga: Hasil Liga Champions, Juventus Tersingkir Tragis, Ronaldo Merana, Kutukan Buffon Berlanjut?
Kedatangannya ke Paris ini bisa menjadi kesempatan bagi Messi untuk 'memesan kursi untuk berjaga-jaga'. "Pemain hebat seperti Messi akan selalu ada dalam daftar pemain incara PSG," kata direktur olahraga PSG, Leonardo dalam wawancara dengan majalah France Football.
"Kami duduk di meja besar dengan semua orang yang mengawasinya. Yah, kami belum duduk, tapi kami sudah memesan tempat untuk berjaga-jaga," katanya.
Selain itu, di PSG saat ini juga ada Neymar. Salah satu sobat Messi yang akan senang bekerja sama dengan Messi lagi. "Itu yang paling saya inginkan," katanya kepada ESPN pada Desember 2020 lalu.
PSG tidak perlu membayar biaya transfer, dan Messi yang akan berusia 34 pada Juni - akan bergabung dengan klub yang pasti lebih baik dalam jangka pendek untuk memenangkan Liga Champions.
Dia juga akan bekerja sama dengan pelatih Mauricio Pochettino yang merupakan pelatih yang berasal dari Argentina. Memang, Pochettino lahir di Murphy di provinsi Santa Fe, hanya 150 kilometer dari kota asal Messi, Rosario. Keduanya mulai bermain di klub Newell's Old Boys.
"Saya harus berhati-hati untuk tidak membicarakan pemain yang ada di klub lain. Pemain hebat bisa bermain untuk tim mana pun," kata Pochettino tentang Messi dalam wawancara dengan AFP pekan lalu.
Meski demikian, Messi tidak mewakili masa depan. Pemain yang mewakili masa depan ada pada Kylian Mbappe. Dia telah mencetak hat-trick pada leg pertama. Dia baru berusia 22 tahun, usia Messi ketika dia memenangkan Ballon d'Or pertamanya.
Di Parc des Princes musim ini, PSG telah mengamankan enam poin dari dua kali menang dan sekali kalah.
Barcelona akan bersemangat untuk tampil di laga tandang kali ini. Sebelum pertandingan ini, Barca meraih tujuh pertandingan tandang berturut-turut tanpa terkalahkan. Mereka belum pernah kalah sejak Mei 2019 melawan Liverpool. (Tribun Network/mba/wly)