Chelsea dan Atletico Madrid memiliki filosofi bermain yang kontras menurut kacamata Thomas Tuchel.
Juru taktik Chelsea tersebut tak ragu menyebut bahwa timnya merupakan kesebelasan dengan gaya bermain menyerang total.
Ia kemudian membandingkan dengan filosofi bermain Luis Suarez dkk, yang mana pada pertemuan perdana kedua tim, Los Rojiblancos cenderung bermain lebih ke dalam.
"Bagi saya, skuat yang saya miliki sudah sangat lengkap, dan tinggal bagaimana seorang pelatih meyadari dan mampu memanfaatkan hal tersebut," terang Tuchel, dikutip dari laman Football London.
Bagi Tuchel, adalah suatu yang tidak semestinya jika Atletico Madrid bermain lebih bertahan.
Mantan juru taktik PSG itu memandang bahwa Diego Simeone selaku pelatih Atletico Madrid bukanlah entrenador yang menganut gaya bermain defensif.
"Mereka sebenarnya memiliki kemampuan untuk menekan tinggi area pertahanan kami."
"Bermain lebih ke depan dengan penguasaan bola. Namun entah mengapa mereka memiliki untuk mengandalkan pertahanan dan bekerja keras."
Apa yang diungkapkan oleh Tuchel cukup beralasan. Mengingat Atletico Madrid memiliki deretan pemain dengan kualitas menyerang kelas wahid.
Namun bagi Tuchel, ia tak terlalu mempermasalahkannya: "Tidak masalah, itu adalah karakteristik klub," terang pelatih Chelsea.
"Saya yakin setiap klub memiliki DNA dan karakteristiknya masing-masing, Diego Simeone, dan Atletico menjadi salah satu tim yang paling tangguh untuk dikalahkan di Eropa.
"Jadi ini karakteristik mereka, mereka mengandalkan pertahanan yang disiplin, pekerja keras, dan super terorganisir," tandasnya.
Chelsea wajib lolos ke babak perempat final Liga Champions, jika ingin berbicara banyak di kompetiei elite benua biru di musim ini.
Chelsea pernah menjadi raja Eropa pada 2011/2012 yang juga menjadi gelar perdananya. Ketika itu The Blues masih diasuh Roberto Di Matteo.