Seiring berkembangnya talenta muda berbakat Norwegia ini, kelub Eropa banyak yang tertarik, kejadian itu tepatnya pada 2015.
Bahkan saat itu dia sempat merasakan latihan dengan skuat Liverpool di Melwood selama 3 hari karena sang ayah sedang negosiasi kepindahan Odegaard.
Belum lagi tawaran Manchester United melalui Sanderson, lantaran masih memilih bertahan dengan Stromsgodset kala itu, dalam laporan Bleacherreport.
Tetapi, upaya dari dua raksasa Inggris itu mental, Odegaard lebih memilih untuk bergabung dengan Real Madrid.
Karena dalam laporan BBC menyebutkan, "Tidak penting apakah dia bermain untuk tim pertama atau kedua, percaya bahwa Real Madrid adalah tempat terbaik baginya untuk berkembang baik di dalam maupun luar lapangan," tulis BBC.
Odegaard mengisi skuat Castilla, skuat kedua Real Madrid sejak 2015.
Dia tampil dalam 62 laga dengan mencetak 5 gol.
Momen untuk berseragam skuat Los Blancos -julukan Real Madrid- akhirnya tiba, ketika melawan Getafe dalam lanjutan La Liga Spanyol.
Odegaard masuk menggantikan Cristiano Ronaldo, itu membuatnya menjadi debutan termuda klub.
Baca juga: PROFIL Torben Rhein: Talenta Jerman di Bayern Munchen, Tolak Tawaran Barcelona & Arsenal
Namun, keterampilan dan kecemerlangan Odegaard dilapangan tak cukup mampu meyakinkan sang pelatih El Real.
Walhasil, dia dipinjamkan ke dua klub Belanda, Heerenveen dan Vitesse.
Di Vitesse pada musim 2018/2019 dia tampil gemilang, menyelesaikan 35 penampilan dengan mengems 10 gol.
Dia bahkan meraih penghargaan sebagai pemain terbaik klub dari para fans Vitesse.
Sekembalinya dari Belanda, Odegaard kembali dipinjamkan Real Madrid, kali ini untuk klub Spanyol Real Sociedad selama satu musim, sebelum akhirnya bermain untuk Arsenal.
Kespatan ini adalah panggung besar bagi Martin Odegaard, bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris, kiblat sepak bola dunia untuk membuktikan bahwa dirinya sangat layak bermain dalam skuat utama Real Madrid.
(Tribunnews.com/Sina)