TRIBUNNEWS.COM - Klub legendaris Bundesliga Jerman, Schalke 04 harus menerima kenyataan pahit turun kasta ke Bundesliga 2 untuk musim depan.
Schalke 04 resmi terdegradasi dari Bundesliga setelah mereka mengalami kelahan tipis 0-1 dari Armenia Bielefeld (21/4/2021).
Kekalahan tersebut praktis membuat Schalke 04 tak ada lagi harapan untuk bisa memperjuangkan posisi mereka di Bundesliga Jerman.
Baca juga: Alasan Dua Raksasa Jerman Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen Ogah Gabung European Super League
Dengan kompetisi tertinggi Jerman yang hanya menyisakan 4 laga, klub berjuluk Royal Blue itu tak akan mencapai poin yang diperlukan untuk berlaga di play-off.
Sebagai informasi, Bunderliga memberlakukan sistem degradasi langsung kepada klub yang menghuni peringkat dua terbawah atau posisi 17 dan 18.
Sedangkan untuk klub yang berada di posisi 16, mereka berhak berjuang di laga play-off melawan tim peringkat 3 dari Bundesliga 2.
Untuk Schalke 04, mereka kini terpaku di posisi juru kunci dengan raihan 13 poin.
Baca juga: VIDEO Egy Maulana Vikri Gocek 2 Pemain Lalu Bikin Eks-Kiper Dortmund Terpaku Lihat Gawang Kebobolan
Skhodran Mustafi dan kolega berjarak 13 poin dari tim peringkat 16 Hertha Berlin untuk memperebutkan posisi di kasta tertinggi Liga Jerman.
Rupanya, kekalahan dari Armenia Belefeld yang berujung kepastian degradasi itu disikapi secara tak terduga oleh pendukung klub asuhan Dimitros Grammozis ini.
Dikutip dari ESPN, para pendukung Schalke 04 yang diyakini berjumlah ratusan orang, berkumpul di sektitar Veltins Arena yang merupakan markas Royal Blue.
Mereka berkumpul untuk menyuarakan kekecewaan mereka lantaran klub kesayangannya harus turun kasta ke Bundesliga 2.
Oknum suporter Royal Blue bahkan mengambil tindakan yang di luar batas kewajaran sebagai pecinta sepak bola.
Baca juga: Usaha Jungkir Balik Inter Milan demi 3 Poin Gagal, Allenatore Spezia Bagi Tips Bikin Lukaku Mandul
Beberapa oknum langsung mengejar beberapa pemain Schalke 04 yang berlarian di sekitar stadion.
Dikutip dari Twitter jurnalis ESPN, Archie Rhind-Tuut, oknum suporter itu terus mengejar para pemain sembari menyalakan flare dan petasan.