TRIBUNNEWS.COM - Satu gol Christian Pulisic ke gawang Real Madrid, membuat mimpi Chelsea menembus Final Liga Champions musim ini sangat terbuka.
Kehadirannya dari Borussia Dortmund musim lalu, sempat mendapatkan tanda tanya besar, terlebih, kala itu pemain asal Amerika Serikat ini mengalami cidera saat datang ke Chelsea.
Namun, kini, Pulisic sangat vital bagi lini serang Chelsea, bahkan, performanya saat ini, bisa melebihi apa yang dilakukan Eden Hazard ketika berseragam The Blues.
Baca juga: Proyek Baru Thomas Tuchel di Chelsea Berjalan, Christian Pulisic Langsung Samai Rekor Messi
Baca juga: PREDIKSI Manchester United vs AS Roma Liga Eropa, Pogba Sebut MU Miliki Mentalitas Juara
Waktu dan kecepatan lari, pengambilan keputusannya hingga ketenangan di depan gawang, adalah hal yang ditawarkan Pulisic bersama Chelsea.
Ketika Chelsea unggul menghadapi Real Madrid, semua mata tertuju pergerakan tanpa atau dengan bola oleh Pulisic, kreatifitas dan pergerakannya dibandingkan dengan Eden Hazard kala bersergam biru London.
Namun, ini Christian Pulisic, pria yang didatangkan Chelsea dari Borussia Dortmund pada Januari 2019 dan kemudian dipinjamkan kembali selama sisa musi, transfernya mengantisipasi Hazard berencana meninggalkan mereka ke Bernabeu pada musim panas di tahun yang sama.
Sejak Pulisic pertama kali ditampilkan ke media tentang kepindahannya ke Stamford Bridge, pemain timnas Amerika serikat ini selalu ditanya mengenai apakah dia melihat dirinya sebagai pengganti Hazard.
Bisa dimaklumi mengapa pemain berusia 22 tahun itu mendapatkan beban dari pemain sekaliber Hazard. Bermain dalam peran serupa, Hazard mencetak 110 gol dan membuat 92 assist dalam tujuh tahun di Chelsea.
Bukan hanya angka-angka ini yang membuat Hazard menjadi legenda di benak dan hati penggemar Chelsea.
Aksinya di tengah lapangan, membuat Chelsea selalu masuk dalam perburuan gelar, Hazard hengkang dengan enam medali pemenang pada akhirnya, dengan kontribusi kunci untuk meraih gelar Liga Inggris pada 2015 dan 2017 terbukti tak terlupakan.
Sedangkan Pulisic sudah berada di bawah beban tersendiri di negara asalnya di mana orang-orang menyebutnya sebagai "Captain America", yang membuatnya tidak nyaman, karena di usia yang belum genap 20 tahun, ia dibebani membawa USMNT berprestasi.
Tekanan bagi Pulisic tidak selesai di situ, pelatih Timnas Belgia, Roberto Martinez paham kehebatan Pulisic namun dia juga mengagumi sosok Hazard yang ditanganinya di Red Devils.
“Tentu saja itu adalah tekanan besar (untuk disamakan dengan Hazard) tapi ingat itulah alasan Chelsea mengontraknya, ingin menggantikan Eden Hazard ketika dia pergi ke Real Madrid. Ada biaya transfer yang besar (57,4 juta Euro).
“Cara dia mengambil tanggung jawab (melawan Real Madrid) tidak mudah. Dia bermain jauh melebihi usianya.
"Dia mengejutkan saya bagaimana dia bermain di sisi kanan. Profilnya di Dortmund lebih banyak di sisi kiri. Sangat mengesankan melihat bagaimana dia beradaptasi dengan peran itu. Dia adalah kejutan yang tidak diharapkan Real Madrid. ” ujar Martinez di El Mundo.
Pelatih Chelsea Thomas Tuchel, yang memberi Pulisic debut profesionalnya saat menangani Borussia Dortmund, tidak memberikan respon apapun, ia percaya kualitas Pulisic akan sagat berbeda dengan Hazard.
Sama seperti Pulisic yang menyimpan performa terbaiknya di akhir musim 2019-20, ia tampaknya sedang memperbaiki performa terbaiknya di akhir musim ini.
Dalam 11 pertandingan terakhirnya di musim sebelumnya, Pulisic mencatatkan lima gol dan empat assist.
Sejak jeda internasional tahun ini, dia telah mengumpulkan empat gol dalam delapan pertandingan.
Pujian hadir dari Kapten Chelsea Cesar Azpilicueta, yang mengatakan bahwa Pulisic adalah bintang hasil imbang atas Real Madrid.
“Ketika dia menguasai bola dia melakukan lari yang bagus. Dia adalah pemain yang luar biasa dan dia adalah pemain muda. Dia tumbuh dan berkembang. Dia adalah pemain yang sangat penting bagi tim. ”
Tuchel memberikan apa yang dibutuhkan oleh Pulisic, turun dengan skema 3-5-2 menghadapi Real Madrid, ia berduet dengan Timo Werner di lini depan, Zidane yang seolah mengetahui taktik Tuchel, memainkan skema serupa, namun skema Tuchel tidak sesederhana itu.
Baca juga: LINK Live Streaming SCTV PSG vs Manchester City Liga Champions Malam Ini
Mason Mount-Jorinho-Kante memainkan peran vital, terutama Mount, ia adalah "the hidden number 10", pergerakannya minim ketika Chelsea diserang, tetapi kala mendapatkan bola, Mount adalah pemain yang membahayakan lini belakang Real Madrid.
Tercatat setidaknya 4 peluang dengan kondisi Chelsea overload, dan membuat Varane-Eder-Nacho, nampak kehilangan posisi dan selalu salah mengambil keputusan.
Lalu di sinilah peran Pulisic, dengan lini belakang Madrid yang kelimpungan untuk melalukan tracking atau menutup ruang, Pulisic dengan pintar menempatkan posisi yang tidak terbaca lawan.
Peluang pertama Chelse melalui timo Werner, adalah buktinya, ia lepas dari pengawalan Nacho dan Marcelo, sayang umpan sundulannya gagal dimanfaatkan striker asal Jerman tersebut.
Hingga akhirnya, Pulisic mengemas golnya, ia memanfaatkan Varane yang terpaku dengan pergerakan Werner, dan Nacho yang salah mengantisipasi bola panjang Kante, Pulisic yang memainkan tic-tac-toe dengan Courtois sebelum menceploskan bola ke gawang Madrid.
Baca juga: Manchester United vs AS Roma Liga Eropa: Edin Dzeko Kenang Gol Favorit ke Gawang Setan Merah
Baca juga: Bocoran Rencana Format Pertandingan Liga 1 2021, Mirip Home Tournament
Ada alasan mengapa Tuchel memilih untuk menariknya keluar pada menit ke-66 melawan Real, mengantisipasi kelelahan dan permainan keras Real Madrid, membuat Tuchel memilih melindungi sang pemain demi leg kedua.
Saat ini, sulit memang bagi Pulisic menghilangkan bayang-bayang Hazard, namun, bisa dipastikan Real Madrid tidak akan berharap untuk menghadapinya pada leg kedua Rabu depan.
Dan jika dia menginspirasi Chelsea untuk meloloskan mereka ke final, Pulisic akan mencapai sesuatu yang tidak pernah bisa dilakukan Hazard selama berseragam The Blues.
(Tribunnews.com/Gigih)