TRIBUNNEWS.COM - Move on dari trauma Liga 1 musim lalu menjadi tajuk utama bagi klub asal Jawa Timur, Arema FC.
Rasa takut akan ketidakpastian pernah dialami klub berjuluk Singo Edan itu pada gelaran Liga 1 2020
Saat itu Arema FC telah mengontrak sejumlah jajaran pemain dan pelatih asing.
Namun siapa sangka, dengan wabah pandemi yang menyerang, Liga 1 2020 akhirnya dihentikan sama sekali.
Baca juga: Kabar Liga 1 - Arema FC Kantongi Nama Pelatih Baru dari Benua Eropa
Baca juga: Curhatan Arema FC soal Liga 1 2021 Masih Abu-abu, Miliki Benang Merah dengan Nasib Tim Singo Edan
Sebagai catatan saja, Arema FC musim lalu menggunakan jasa Mario Gomez sebagai juru taktik.
Sedangkan untuk slot pemain asing, Singo Edan mengontrak pemain seperti In Kyun-oh, Jonathan Bauman hingga Elias Alderete.
Namun pada kenyataannya, baru tiga pekan Liga 1 2020 bergulir, kompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu terpaksa dihentikan.
Endingnya, Arema FC mau tak mau harus meleps pemain dan pelatih asingnya untuk mengurangi budget pengeluaran tim.
General Manger Arema FC, Ruddi Widodo mengakui bahwa timnya sempat dibuat trauma atas peristiwa mandegnya Lig 1 2020.
Namun ia tak ingin Singo Edan berlarut-larut dalam trauma tersebut, guna menyongsong Liga 1 2021.
“Kami masih ingat bagaimana musim kemarin sudah terlanjur mengontrak pelatih kepala, dan dua pemain asing, tetapi ternyata izin kompetisi tak kunjung dikeluarkan."
"Kami jadi rugi banyak, di sisi lain tidak ada pemasukan. Ini menjadi traumatis tersendiri,” tandas Ruddy Widodo, dikutip dari laman Wearemania.
Langkah pertama yang dilakukan Arema FC untuk menyiapkan pasukan tempurnya ialah menunjuk pelatih.
Meski belum dibeberkan siapa nama juru taktik baru Singo Edan, namun kedatangannya sudah dijadwalkan.