TRIBUNNEWS.COM - Matteo Darmian selangkah lagi menyaksikan timnya Inter Milan meraih Scudetto Liga Italia.
Inter Milan hanya membutuhkan tambahan 4 poin untuk mengunci posisi puncak klasemen Liga Italia dari kontestan lainnya.
Pesaing terdekat Inter Milan di posisi kedua klasemen Liga Italia ada Atalanta yang kini terpaut 11 angka.
Pasukan Antonio Conte memimpin klasemen Liga Italia yang tinggal menyisakan lima pertandingan sisa dengan raihan 79 poin.
Baca juga: Misi AC Milan Amankan Liga Champions Terancam Ambyar, Nasib Stefano Pioli di Ujung Tanduk
Baca juga: Tradisi Campione DInverno Terancam Dinodai, Perjuangan AC Milan Ibarat Lagu Sebatas Mimpi
Capaian Inter Milan yang selangkah lagi meraih Scudetto Liga Italia musim ini disambut bangga oleh salah satu bek sayapnya, Matteo Darmian.
Menurutnya titik balik Inter Milan di kompetisi Liga Italia terjadi saat mengalahkan Sassuolo 2-1 di Giuseppe Meazza.
“Kemenangan itu akan menjadi saat yang paling menyenangkan. Masih ada beberapa poin yang hilang, kami berharap bisa mendapatkannya secepatnya." kata Matteo Darmian dikutip dari laman Football-Italia.
“Musim ini terus berjalan. Tapi kami tahu sejak awal bahwa kami akan melakukannya dengan baik.
“Semuanya terjadi sebelum dan sesudah Sassuolo, di babak pertama. Itu adalah pertandingan yang sulit bagi kami." sebut Darmian.
“Kami meninggalkan terlalu banyak poin di jalan. Memenangkan hari Minggu itu sangat menentukan moral.
"Jika saya berpikir secara keseluruhan, tersingkir dari Liga Champions, betapapun negatifnya, alih-alih menjatuhkan kami, itu membuat kami tertekan." imbuhnya.
Darmian juga menjelaskan bagaimana peran Conte yang selalu memberikannya kesempatan bermain.
Conte disebut selangkah lebih maju dibandingkan dua mantan pelatihnya di Manchester United, Louis Van Gaal dan Jose Mourinho.
Baca juga: Ketika Raja Lebih Sakti Ketimbang Dewa, Inter Milan di Ambang Pesta Juara, AC Milan Merana
Baca juga: Jadwal Liga Italia Pekan 34 - Periode Sulit AC Milan, Tiket Liga Champions Bisa Melayang
"Seolah-olah saya tidak pernah meninggalkannya. Dia galak dan memiliki keinginan yang sama seperti saat itu, untuk membawa tim ke puncak. Dia telah meningkat secara taktis dan sebagai karakter." ungkap Darmian.