News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Eropa

Manchester United Baru Ganti Pemain di Menit ke-100, Solskjaer Beberkan Alasannya

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Solskjaer ketika laga Manchester United kontra Villarreal. Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer beberkan alasan baru melakukan pergantian pemain pada menit ke-100 di Final Liga Eropa.

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer buka suara terkait pergantian pemain Setan Merah yang baru dilakukan pada menit ke-100.

Manchester United sempat mengalami kebuntuan pasca-menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat melawan Villarreal, Kamis (27/5/2021).

Para pemain Manchester United seperti kehilangan cara untuk membongkar ketatnya lini belakang Villarreal yang dikomandoi Raul Albiol.

Bek Spanyol Villarreal Mario Gaspar (kanan) memeluk kiper Spanyol Manchester United David de Gea pada akhir final sepak bola Liga Eropa UEFA 2021 antara Villarreal Spanyol dan Manchester United Inggris di Stadion Gdansk di kota Gdansk Polandia pada 26 Mei 2021. (ALEKSANDRA SZMIGIEL / POOL / AFP)

Baca juga: Kesalahan Bruno Fernandes Kandaskan Harapan Manchester United untuk Juara di Final Liga Eropa

Meski demikian, Ole Gunnar Solskjaer baru melakukan pergantian pemain pada menit ke-100 babak perpanjangan waktu.

Kala itu, pemain Setan Merah yang dimasukkan pun bukanlah punggawa yang bertipikal menyerang.

Dikutip dari Flashscore, Solskjaer memilih Fred untuk masuk menggantikan Mason Greenwood.

Sebagaimana diketahui, Fred lebih sering menempati posisi di lini tengah The Red Devils.

Pos sebagai gelandang jangkar menjadi rincian posisi yang sering ditempati pemain asal Brasil itu.

Baca juga: Man United Memanas, Ini Momen Edinson Cavani Marah-Marah Balas Bentakan Solskjaer

Ternyata, Solskjaer punya alasan tersendiri untuk melakukan pergantian semacam itu.

RUpanya, ia mempercayai komposisi lini serang United yang ditampilkan di Final Liga Eropa kemarin.

Marcus Rashford dan Mason Greenwood yang ditugaskan di sisi sayap mendapat kepercayaan penuh dari Solskjaer.

Meski, performa Rashford di laga puncak itu bisa dibilang sebagai salah satu penampilan terburuknya selama berkarier di dunia sepak bola, merujuk pada gambaran yang dibuat oleh Manchester Evening News.

Selain itu, Solskjaer masih berharap Bruno Fernandes dan Edi Cavani dapat membuat keajaiban dari kaki mereka.

Gelandang Portugal Manchester United Bruno Fernandes (kanan ke-2) dihibur oleh gelandang Prancis Manchester United Paul Pogba (dari kanan ke-3) setelah kekalahan mereka selama pertandingan sepak bola final Liga Eropa UEFA antara Villarreal CF dan Manchester United di Stadion Gdansk di Gdansk pada 26 Mei, 2021. (KACPER PEMPEL / POOL / AFP)

Hal tersebut dapat dijumpai dalam beberapa laga Manchester United sebelum menjejakkan kaki di final.

Namun, partai final tentunya menawarkan atmosfer dan tekanan yang berbeda yang kemungkinan dapat mempengaruhi performa pemain.

"Kami merasa pemain yang bermain, anda memiliki Mason dan Marcus yang merupakan seorang pemenang dengan gaya mereka sendiri," ungkap Solskjaer.

"Bruno, Edi dapat membuat apapun di sana."

Baca juga: Final Liga Champions - Manchester City vs Chelsea, Adrenalin Skuad The Citizens Meningkat

"Scott (McTominay) saya kira adalah pemain terbaik kami di lapanga, dan Paul."

"Sulit untuk membuat pergantian, apalagi Fred baru-baru ini mengalami cdera," sambungnya.

Sayangnya, keputusan pria asal Norwegia itu untuk memasukkan Fred bisa dibilang tak mengubah keadaan untuk Setan Merah.

Mereka kesulitan untuk kembali membuat peluang matang di sepertiga area akhir.

Kekecewaan lantas menjadi hal paling akhir yang dirasakan para pemain MU.

Striker Manchester United asal Uruguay Edinson Cavani bereaksi setelah menerima medalinya pada akhir final sepak bola UEFA Europa League 2021 antara Villarreal dari Spanyol dan Manchester United dari Inggris di Stadion Gdansk di kota Gdansk Polandia pada 26 Mei 2021. (ALEKSANDRA SZMIGIEL / POOL / AFP)

Hal itu terjadi karena mereka harus merelakan gelar Liga Eropa jatuh ke tangan sang lawan.

Mereka kalah adu tos-tosan dengan skor akhir 10-11 dari tim Kapal Selam Kuning.

Solskjaer tak mau terlalu larut dalam kesedihan akibat gagal memboyong trofi Liga Eropa.

Ia ingin para pemain dan staf bangkit dari keterpurukan sesegera mungkin.

Baca juga: Rio Ferdinand Komentari Kegagalan Manchester United di Final Liga Eropa, Singgung Taktikal Solskjaer

Kekalahan di final perlu dipandang sebagai pelajaran dan pengalaman berharga yang dapat membuat tim lebih solid di masa mendatang.

"Kekecewaan merupakan perasaan yang terburuk. Ada beberapa momen yang anda ingat sebagai pemain dan pelatih, dan ada dua pilihan untuk menjalaninya," ujar Solskjaer.

"Anda dapat kecewa pada diri anda sendiri, pergi liburan, dan melupakan semua yang terjadi."

"Atau, anda dapat kembali ke rumah, melakukan sesuatu tentang itu, kembali dengan lebih kuat, lapar, dan siap."

"Kami mengawali langkah di liga dengan tidak terlalu baik, anda tahu," lanjutnya.

Berita terkait Liga Eropa lainnya

(Tribunnews.com/Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini