TRIBUNNEWS.COM - Pertandingan Final Liga Champions yang mempertemukan Manchester City dan Chelsea bakal menyuguhkan pertarungan tensi tinggi.
Pihak UEFA menyiapkan cara agar laga Final Liga Champions antara Manchester City dan Chelsea dapat berlangsung adil.
Satu di antara cara yang digunakan UEFA untuk menciptakan keadilan di Final Liga Champions adalah dengan menggunakan VAR.
VAR atau Video Assistant Refferee merupakan teknologi yang berupa tayangan ulang, bertujuan untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan penting.
Baca juga: Liga Champions: Sorakan Suporter Manchester City dan Chelsea Bakal Bergema di Laga Final
Teknologi tersebut biasanya dimanfaatkan untuk mengecek keabsahan sebuah gol, pelanggaran berat, atau potensi terjadinya penalti.
Pihak UEFA menegaskan penggunaan VAR dalam situs resminya.
"Ya, Video Assistant Refferee atau VAR sudah digunakan sepanjang kompetisi musim ini," tulis pihak UEFA.
Penggunaan VAR di laga final barangkali mengundang beberapa pendapat pro dan kontra.
Baca juga: Perjalanan Man City dan Chelsea di Liga Champions Bikin Keduanya Bak Anak Kembar
Jamak diketahui oleh pecinta sepak bola, teknologi canggih tersebut sering dianggap 'merugikan' atau 'menguntungkan' sebuah klub.
Beberapa kali kisruh terjadi di kompetisi-kompetisi benua biru lantaran teknologi canggih tersebut dianggap menodai jalannya sebuah pertandingan.
Pelatih Manchester City dan Chelsea pun tak berbeda dengan itu.
Pep Guardiola dan Thomas Tuchel pernah mengalami kejadian pahit dan manis yang berkaitan dengan VAR.
Bagi Pep Guardiola, barangkali ia belum lupa dengan drama yang melibatkan Manchester City dan Tottenham Hotspur di Liga Champions musim 2019 lalu.
Saat itu, kedua tim bertemu di babak perempat final kompetisi elite benua biru tersebut.