"Jadi setiap pemain harus terus menunjukkan sikap yang baik, disiplin, dan kerja keras," tambah Yunus Nusi.
Begitu mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng pada Minggu (1/6) sore, Nurhidayat langsung menjalani karantina mandiri selama lima hari di sebuah hotel di Jakarta.
Sebelum terjerat kasus indisipliner, Nurhidayat sempat meraih kesuksesan bersama Timnas Indonesia U-16 dan U-22.
Tepatnya pada 1 Juni 2017, pemain yang akrab dipanggil ini Nurhidayat Haris bermain untuk timnas Indonesia U-19 di turnamen Toulon 2017.
Nurhidayat Haris bermain untuk timnas Indonesia di ajang Piala AFF U-19 tahun 2017 dan 2018.
Bek berpostur 1.73 meter tersebut juga masuk dalam skuad timnas Indonesia yang juara Piala AFF U-22 2019.
Profil dan Perjalanan Karier
Nurhidayat Haris lahir di Makassar, Sulawesi Barat, Indonesia, 5 April 1999.
Orang tua Nurhidayat Haris adalah Abdul Haris dan Musdalifah.
Awal karier Nurhidayat dimulai saat berusia 8 tahun dengan masuk sekolah sepak bola (SSB) Hasanuddin pada 2007.
Dua tahun berselang, ia berhasil menjuarai Liga Danone U-11 nasional dan bermain ke ajang Danone setahun kemudian.
Berkat prestasi tersebut, Nurhidayat masuk ke tim Sulawesi Selatan di ajang PON Jawa Barat 2016.
Dalam ajang ini, dirinya mampu membawa tim Sulawesi Selatan meraih medali perak di ajang tersebut.
Cikal bakalnya pun berhasil membuat PSM Makassar tertarik mendatangkannya untuk bermain di tim junior.