TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kekuatan Persib Bandung menjelang Liga 1 2021 diuji Persipura Jayapura pada pekan ketiga Juni ini.
Rencana duel sesama tim juara, Maung Bandung vs Mutiara Hitam, itu dilontarkan Manajer Persipura Jayapura, Ridwan Madubun.
Menurut Ridwan Madubun, Persib Bandung masuk dalam daftar tiga timnya yang menjadi lawan uji coba Persipura Jayapura sebagai persiapan untuk mentas di Piala AFC.
Selain Persib Bandung, Persipura juga mengagendakan laga uji coba melawan dua peserta lain Liga 1 2021, yakni Persik Kediri dan Persita Tangerang.
Terdekat, Persipura Jayapura akan menghadapi Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Jawa Timur, pada 5 Mei mendatang.
Setelah itu, skuad asuhan Jacksen F Thiago tersebut akan melanjutkan persiapan di Jakarta.
"Dari Kediri pada tanggal 6 Juni tim akan bergeser ke Jakarta. Kami akan latihan di sini (Jakarta) karena rencana yang kami buat itu sebelum informasi pengunduran diri Singapura sebagai tuan rumah," ujar pria yang akrab disapa Bento itu.
"Tanggal 13 Juni kami akan ke Tangerang melawan Persita. Kemudian balik ke Jakarta dan tanggal 19 (Juni) ke Bandung untuk uji coba dengan Persib," kata Ridwan Madubun.
Pada Piala AFC 2021, Persipura Jayapura menghuni Grup H bersama Kedah Darul Aman FC (Malaysia), Lion City Sailors FC (Singapura) dan Saigon FC (Vietnam).
Semula, seluruh pertandingan Grup H Piala AFC yang berlangsung mulai 29 Juni hingga 5 Juli 2021 digelar di Singapura.
Singapura dikabarkan mengundurkan diri sebagai tuan rumah untuk pertandingan Grup H Piala AFC.
Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari AFC dalam menanggapi kabar tersebut.
Sebelumnya, Persib Bandung mengagendakan pertandingan uji coba melawan tim dari Liga 2 atau Liga 3 menyusul keluarnya izin Polri untuk gelaran Liga 1 dan Liga 2 2021/2022.
Pelatih Persib Bandung, Robert Albert, mengatakan pihaknya masih menjalin komunikasi dengan beberapa tim.
Tim yang akan mereka pilih nanti, ujar Robert Albert, adalah yang dapat melakukan dua pertandingan dalam sehari.
"Kami dari pihak manajemen berbicara dengan mereka, tim dari Divisi 2 dan 3, karena kami ingin memainkan dua laga dalam satu hari. Tidak semua tim yang kami ajak bicara memiliki banyak pemain sehingga bisa memainkan dua laga," ujar Robert Albert.
Jika lawannya nanti memiliki jumlah pemain yang sedikit, kata
, kemungkinan ia akan mencari dua tim sekaligus untuk melawan Persib Bandung dalam laga uji coba.
Menurutnya, melawan dua tim dalam sehari bukan tanpa alasan.
"Karena target kami adalah semua pemain tampil selama 90 menit. Jadi kami akan memainkan dua laga latih tanding Sabtu ini, karena ini adalah bagian dari latihan," katanya.
Robert mamastikan, persiapan musim ini hanya akan difokuskan di Kota Bandung dan tidak akan menggelar pemusatan latihan di luar Kota seperti musim sebelumnya.
"Tampaknya sulit, karena ini soal finansial dan kami tahu banyak klub tidak memiliki banyak uang untuk saat ini, tidak banyak pemasukan. Jadi, saya pikir kami tidak bisa melakukan pemusatan latihan karena itu terlalu mahal untuk keuangan klub," ucapnya.
Juru taktik asal Belanda itu juga mengatakan, kabar diizinkannya kembali gelaran Liga 1 menjadi hal yang sangat menggembirakan dan telah lama dinantikan.
Di Indonesia, menurut Robert Albert, tim harus bersabar untuk dapat bermain sepak bola dalam kompetisi resmi.
Sebab, terdapat perbedaan regulasi dalam perizinan antara Indonesia dengan negara lain.
"Sudah lama tidak ada sepak bola di Indonesia dan di Indonesia semua bergantung pada perizinan dari polisi. Di negara lain tidak seperti itu. Jadi bagi saya itu hal yang normal, tidak ada yang spesial soal itu," ujar Robert.
Di negara lain, kata dia, federasi setingkat PSSI memiliki kebijakan sendiri tanpa campur tangan pihak lain dalam memutuskan akan menggelar kompetisi atau tidak.
"Di Indonesia, kami melihatnya berbeda dan harus menerima itu. Tentunya kami harus mengikuti aturan, tapi dari perspektif sepak bola dan FIFA, tidak boleh ada campur tangan dari pihak ketiga untuk asosiasi sepak bola," katanya.
Perbedaan regulasi di Indonesia terkait gelaran kompetisi pun, kata dia, tidak perlu menjadi perdebatan.
"Karena kami tinggal di Indonesia, jadi harus menerimanya. Tapi jika bertanya pada saya soal ini, bagi saya ini normal di sepak bola," ucapnya.