TRIBUNNEWS.COM - Mantan striker timnas Indonesia, Jhonny van Beukering, melontarkan kritik menohok terhadap PSSI.
Hal itu terkait sikap PSSI yang dia anggap abai niat para pemain keturunan Eropa yang menyatakan niat dan kesediaan membela Timnas Indonesia.
Sikap abai itu terkait berlarut-larutnya persoalan naturalisasi Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Ezra Walian.
DIketahui, pecinta sepakbola Indonesia tengah berada dalam sukacita setelah menyaksikan penampilan apik yang disuguhkan timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Bermain melawan Thailand di Stadion Al-Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, skuad Garuda berhasil menunjukkan permainan cantik yang rapi dan menarik.
Alhasil, Evan Dimas Cs berhasil menahan imbang Thailand dengan skor 2-2.
Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia Vs Vietnam Live SCTV, Shin Tae-tong Yakin Garuda Menang Pakai Taktik Baru
Meski belum sanggup menang, peforma timnas Indonesia dalam laga tersebut patut diacungi jempol.
Pasalnya hasil ini menjadi tonggak kebangkitan bagi timnas Indonesai yang selalu kalah saat mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Di balik euforia terhadap pasukan Shin Tae-yong, ternyata ada kritik yang ditujukan kepada PSSI.
Kritik itu datang dari Eropa, tepatnya dari mantan striker timnas Indonesia, Jhonny van Beukering.
Baca juga: Ezra Walian Dilarang FIFA Bela Timnas Indonesia, Masuk Proyeksi Shin Tae-yong Buat SEA Games 2021
Dalam sepekan ini, Jhonny rajin mengirimkan kritik pada PSSI terkait proses naturalisasi beberapa pemain keturunan Indonesia di Eropa yang tak kunjung jelas.
Lewat sejumlah unggahan di akun Instagram pribadinya, Jhonny kerap meminta PSSI segera memperjelas proses naturalisasi pemain-pemain seperti Sandy Walsh, Kevin Diks, hingga Ezra Walian.
Pada 2 Juni 2021 misalnya, Jhonny mengunggah foto Sandy Walsh dan Kevin Diks disertai caption, "Beri mereka kesempatan dan bantu mereka meraih kesuksesan bersamamu PSSI."
Pada Jumat (4/6/2021), Jhonny van Beukering bahkan mengunggah foto Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, dengan komentar yang cukup keras.
Baca juga: Salut Shin Tae-yong Buat Timnas Indonesia, Anak Kemarin Sore Bisa Bikin Thailand Keteteran
"Buka hatimu, buka pikiranmu, mereka (pemain keturunan) punya kesempatan untuk membela tanah leluhur mereka, darah yang tak bisa dihapus, mereka juga Indonesia," tulis Jhonny seperti dilansir Bolasport.com.
"Ini khusus untuk Bapak Indra Sjafri, mereka juga Indonesia," tandasnya.
Belum diketahui secara pasti apa maksud Jhonny menujukan kritiknya pada Indra Sjafri.
Jhonny sendiri merupakan seorang pemain naturalisasi yang pernah memiliki kesempatan membela timnas Indonesia.
Baca juga: Dulu Gampang Jatuh, Pemain Timnas Indonesia Kini Bisa Bikin Pemain Thailand Mental Saat Adu Bodi
Hal itu terjadi tepatnya pada gelaran Piala AFF 2012.
Saat itu, Jhonny van Beukering termasuk satu dari tiga pemain keturunan Belanda yang ikut memperkuat timnas Indonesia pada 2012.
Bersama Tonnie Cussel dan Raphael Maitimo, Van Beukering mengikuti program naturalisasi dari PSSI supaya bisa masuk skuad Merah Putih.
Keberadaan Jhonny di timnas Indonesia sejatinya sempat menuai polemik lantaran dinilai postur tubuhnya terlalu gendut.
Baca juga: Vietnam Terkenal Keras Main Libas, Shin Tae-yong: Pemain Timnas Indonesia yang Cedera Sudah Sembuh
Memang, saat itu pria berdarah Belanda ini memiliki bobot mencapai 95 kg.
Alhasil, Jhonny juga tidak banyak mendapat menit bermain karena permasalahan ini.
Selepas dari timnas, Van Beukering memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya setelah tak ada satu pun klub Indonesia yang mau menampung.
Di Belanda, Van Beukering tercatat pernah membela beberapa klub seperti MASV Arnhem dan SC Veluwezoom.
Baca juga: Jelang Timnas Indonesia Vs Vietnam, Egy Maulana Cedera Bahu, Witan Sulaeman Salah Tumpuan
Namun, nasib nahas menimpanya usai terlibat keributan dengan pemain dan suporter klub DVC'26 di Piala KNVB pada 2015
Van Beukering yang saat itu bermain untuk SC Veluwezoom akhirnya diberi larangan beraktivitas di dunia sepak bola dan dikenai denda sebesar 150 euro.
Ia kemudian memilih gantung sepatu pada 2019 dan meniti karier sebagai pelatih.