Meski, sampai 90 menit waktu normal berakhir, skor tak berubah, tetap 0-0. Di babak tambahan, baru terlihat formula anyar Mancini ini memberikan hasil nyata.
Italia memecahkan kebuntuan pada menit ke-94. Setelah mendapat umpan lambung dari Leonardo Spinazzola, Federico Chiesa yang berdiri bebas di kotak penalti lawan menahan bola dengan kepalanya, mengontrol bola yang memantul dengan sepatu bot kanannya, dan kemudian menggunakan kakinya yang lain untuk menembak rendah ke gawang. Sebuah teknik individu yang sempurna.
“Biasanya ketika bola datang seperti ini, Anda pasti ingin melakukan tendangan voli,” kata Chiesa. "Tapi saya pikir gol itu datang karena saya tenang, saya santai dan saya fokus."
Gol itu memutar waktu 25 tahun ke belakang saat sang ayah, Enrico Chiesa membobol gawang Inggris di Euro 1996. Saat itu, Italia yang diperkuat Enrico Chiesa terkubur di penyisihan grup. Sekarang, gol sang anak, Federico Chiesa ikut mengantar Azzurri ke perempatfinal.
Gol indah Chiesa itu membuat Italia bisa melepas ketegangan. Mereka pun bisa menggandakan keungulan pada menit ke-105 lewat sepakan kaki kiri jarak dekat Matteo Pessina.
Gol kedua Italia ini lebih tentang ketenangan dalam perebutan bola di mulut gawang. Pessina, yang masuk pada pertengahan babak kedua, mengirim bola ke sudut jauh gawang, memanfaatkan umpan mendatar Francesco Acerbi di kotak penalti lawan.
"Di tim ini semua orang bisa mencetak gol dan ini adalah kekuatan utama kami," kata Pessina. "Kami adalah grup yang hebat."
Babak kedua tambahan, gawang Italia akhirnya jebol juga. Sasa Kalajdzic. Kalajdzic mengonversi umpan sepak pojok Louis Schaub menjadi gol dengan tandukannya. Itulah gol pertama ke gawang Italia sejak clean sheet selama 1168 menit setelah melalui 12 laga.
Untungnya, Italia mampu bertahan dengan baik di sisa waktu, hingga skor 2-1 untuk keunggulan mereka bertahan sampai laga berakhir. Azzurri pun melenggang ke perempatfinal dengan meyakinkan, sebagai satu-satunya tim yang mengemas 12 kemenangan beruntun.
"Kami membutuhkan energi segar, dan orang-orang yang masuk sangat brilian," kata Mancini mengomentrasi strategi jitunya dalam pergantian pemain.
Di perempat-final di Muenchen nanti, Italia akan melawan pemenang antara juara bertahan Portugal, dan peringkat teratas FIFA, Belgia.
"Idealnya kami ingin menghindari keduany. Tapi itu tidak mungkin. Kami tak akan memilih lawan. Kami mau tak mau harus siap menghadapi mereka," ujar Mancini. (Tribunnews/den)