TRIBUNNEWS.COM - Swiss memang mengundang kejutan besar usai menyingkirkan Prancis di Babak 16 besar Euro 2021.
Swiss bisa dibilang tidak memiliki nama yang menonjol, bahkan bisa dibilang memiliki kualitas yang merata tanpa satupun pemain bintang.
Tapi, justru itulah yang menjadi kekuatan Swiss dalam gelaran Euro 2021 ini.
Baca juga: Joachim Loew bilang Timnas Jerman Akan Menjadi Penantang Serius pada Euro 2024
Baca juga: Liga Inggris: Raheem Sterling Bersinar di Euro 2021, Manchester City Ambil Tindakan Sigap
Berangkat ke Euro 2021, Swiss diisi dengan muka-muka lama yang sudah memperkuat Timnas sejak Euro 2016.
Mulai dari Xherdan Shaqiri , Granit Xhaka, Haris Seferovic hingga Ricardo Rodriguez.
Pun dengan sang pelatih, Vladimir Petkovic juga sudah menangani tim ini sejak Euro 2016.
Namun, kerangka skuat Swiss saat ini, sudah bermain sejak level junior, tepatnya sejak tahun 2006.
Bahkan pada 2009, Swiss sukses menjadi juara Piala Dunia U-17, di mana saat itu Swiss diperkuat Ricardo Rodriguez, Haris Seferovic hingga Granit Xhaka.
Saat itu, juga ada nama Charyl Chappuis yang akhirnya memilih membela Thailand di level senior.
Inilah keunggulan Swiss, meskipun bisa dibilang minim nama besar, tetapi kekompakan tim menjadi senjata utama Swiss di Euro 2021.
Sang pelatih kepala, Vladimir Petkovic juga merupakan sosok yang berjasa dengan performa Swiss sejauh ini.
Petkovic bukanlah sosok sembarangan, ia pernah membawa Lazio juara Coppa Italia pada 2013.
Bahkan, kepidahannya menjadi Pelatih sempat menjadi kontroversi, saat itu Swiss menunjuk Petkovic menjadi pelatih kepala, sedangkan Lazio saat itu masih merasa belum mengakhiri kerja sama dengan sang pelatih.
Baca juga: Inggris Rawan Gagal ke Semifinal Euro 2021, Zinchenko Punya Tips Bikin Jimat Three Lions Tak Bertuah
Baca juga: 7 Momen Krusial Inggris Taklukkan Jerman di 16 Besar EURO 2020
Dan kesuksesan Swiss ke babak Perempat Final Euro 2021, adalah hal yang harus dirayakan.
Ini adalah Perempat Final pertama mereka di turnamen besar sejak 1954.
Swiss belum pernah memenangkan pertandingan sistem gugur di turnamen besar sejak Piala Dunia 1938.
Swiss berhasil mencapai babak 16 besar Euro 2016 dan Piala Dunia 2018.
Pensiunnya Stephan Lichtsteiner telah meninggalkan lubang besar dalam kepemimpinan, pertahanan dan serangan, di mana larinya yang tak kenal lelah akan memicu beberapa peluang yang dikerahkan Swiss.
Lini belakang yang konsisten, dipimpin oleh Ricardo Rodriguez yang tak kenal lelah, setidaknya harus membatasi peluang lawan.
Ada juga generasi baru, yang ingin meniru pemenang Piala Dunia U-17 Swiss 2009.
Seperti Breel Embolo, Ruben Vargas, Nico Elvedi, sudah menjadi tulang punggung Swiss, dan sejauh ini tampil apik dan langsung nyetel dengan permainan.
Mungkin Swiss tidak memiliki pemain bintang papan atas, namun kekompakan dan daya juang mereka, bisa menjadi kejutan dengan menjadi juara Euro 2021.
(Tribunnews.com/Gigih)