Sementara itu, Zenga bekerja sebagai pelatih dan melatih Red Star Belgrade.
Zenga terpesona oleh buku itu dan menulis email kepada Vio. Dia menemukan alamatnya di bagian belakang buku.
Zenga dan petugas bank UniCredit bertukar banyak ide dan akhirnya ketika Zenga bekerja di Al-Ain di Uni Emirat Arab, dia menerbangkan Vio.
Dia harus memberi timnya kursus 20 hari tentang standar yang diinginkan Vio.
Alhasil, Zenga menawari Vio kesempatan untuk menyumbangkan keahliannya ke Serie A.
Ketika mantan kiper itu pindah ke klub Sisilia Catania, ia hanya membawa Vio bersamanya.
Catania mencetak 17 dari 44 golnya (38,6 persen) Kemenangan 3-0 atas SSC Napoli menarik perhatian nasional ketika dua gol dicetak dengan cara yang diinginkan Vio.
Dalam salah satu gol ke gawang Torino beberapa minggu kemudian, empat pemain Catania membentuk tembok di depan gawang lawan.
Zenga tidak bisa lagi menyembunyikan senjata rahasianya dan Vio menjadi orang yang dicari di Italia.
Dia bekerja untuk AC Florence dan dengan AC Milan.
Dia kemudian menjadi konsultan di DC United di MLS AS dan di klub Inggris Brentford dan Leeds United.
Vio, sejatinya telah pensiun, baik sebagai bankir ataupun pelatih, Tapi Mancini membawa sang kakek tua ini, kembali ke sepak bola.
Tujuannya untuk memiliki senjata rahasia di Kejuaraan Eropa yang tidak dimiliki tim lain.
Ini adalah satu lagi alasan mengapa Italia benar-benar bisa membuat kejutan besar tahun ini.
(Tribunnews.com/Gigih)