TRIBUNNEWS.COM - Dari empat negara yang lolos ke Semifinal, Denmark, adalah negara kuda hitam yang tersisa di Euro 2021.
Tidak ada yang menyangka, langkah Denmark bisa sejauh ini, usai kesulitan di dua laga pembuka.
Denmark kalah dua kali di fase grup, menghadapi Finlandia (0-1) dan Belgia (1-2).
The Dynamite, kemudian bangkit dan belum terkalahkan sejak menang di laga terakhir fase grup menghadapi Rusia.
Dan nama Kasper Hjulmand, adalah sosok yang bertanggung jawab dibalik kedahsyatan Denemark.
Baca juga: Pemain Andalan Cedera, Kondisi Tim Jelang Italia vs Spanyol Semifinal Euro 2021
Hjulmand, sang pelatih Denmark, bukanlah pria dengan latar belakang sepak bola yang kuat.
Ia sempat bermain bola secara professional sebelum pensiun di usia muda, 26 tahun karena cidera.
Setelah pensiun, Hjulmand memutuskan untuk mengambil gelar master di Amerika Serikat, tepatnya di University of North Florida (UNF).
Menurutnya, menjadi pelatih, bukan hanya paham taktik, namun bagaimana mengatur dan memanajemen manusia di dalam tim.
Alasan kuat kenapa Hjulmand memutuskan kuliah, adalah pertemuannya dengan Ray Bunch, pelatih sepak bola UNF, Ray Bunch bukanlah sosok asing bagi penggemar sepak bola 90-an.
Ray Bunch adalah pria yang bertanggung jawab di Inter Milan bersama Roy Hodgson pada musim 1995-1997.
Ray saat itu bertanggung jawab untuk rekondisi mental para pemain dan persiapan jelang laga.
Hjulmand belajar banyak dari Ray Bunch, dan saat itu, Hjulmand dan Kenneth Heiner-Moller sedang menuju ke Jacksonville, presuasi dari Ray Bunch membuat keduanya memilih UNF.
Baik Hjulmand dan Heiner Moller keduanya menjadi pelatih, Heiner-Moller sempat menjadi asisten pelatih timnas Hungaria sebelum saat ini melatih Timnas sepak bola perempuan Denmark dan Kanada.
Hjulmand memulai karir melatihnya pada 1998, bersama klub Danish Superliga, Lyngby, sebagai pelatih akademi.
Pada 2003, ia menjadi pelatih kepala Lyngby, sebelum pada 2008, ia menjadi asisten pelatih di Nordsjaelland.
Di Nordsjaelland, ada kejadian yang sangat berpenagruh besar, dalam penanganan Christian Eriksen di Euro 2021.
Jonathan Richter , gelandang Nordsjaerlland, tersambar petir, dan mengalami serangan jantung, kodisi yang memaksanya koma.
Bukan hanya itu, sang pemain juga harus diamputasi kaki kirinya karena insiden tersebut.
Namun, nyawa Ricther berhasil diselamatkan, penanganan tepat dari rekan setimnya dan arahan tepat dari Hjulmand, adalah alasan Richter tetap hidup.
Pendekatan Hjulmand juga menjadi cerita tersendiri, bagaimana sang pelatih, memilih pendekatan mental pemain dibanding taktikal terlebih dahulu.
“Saya pikir dengan pendekatannya yang sangat manusiawi, dia mungkin paling cocok untuk peran sebagai asisten pelatih," ujar geladang Andreas Bjelland yang bermain untuk Nordsjaelland.
"Dia pada dasarnya adalah orang baik yang menginginkan yang terbaik untuk para pemainnya dan peduli dengan kehidupan pribadi mereka."
Saya ragu apakah dia bisa memiliki jarak yang diperlukan untuk seorang pelatih kepala. Tapi dia berhasil menciptakan budaya di mana semua pemain bersamanya dan percaya pada rencananya dan bekerja menuju visi bersama. Dan itu berjalan cukup baik.” ujarnya.
Baca juga: Luke Shaw Berpeluang Pecahkan Rekornya David Beckham di Euro Cup Dalam Hal ini
Baca juga: Tantang Italia di Semifinal Euro 2021, Ini Tiga Hal yang Wajib Diwaspadai Spanyol
Alasan Nordsjaelland masuk ke dalam peta seak bola Denmark bahkan Eropa juga tidak lepas dari peran Hjulmand.
Nordsjaelland adalah tim kecil di luar Copenhagen, dan selalu kalah bersaing dengan FC Copenhagen.
Namun, pada 2011-2012, Nordsjaelland yang selalu langganan bertarung di degradasi, menjadi juara.
Ia kemudian menjadi suksesor Thomas Tuchel di Mainz 05, pendekatannnya tidak berubah, dan pada akhirnya, kursi kepelatihan Denmark jatuh kepadanya.
Denmark di bawah asuhan Hjulmand, bermain dengan skema 4-3-3 atau dengan varian 3-4-2-1, meski nampak ofensif, pemain Denmark punya disiplin taktik luar biasa di pertahanan.
Menghadapi Wales dan Ceko, Hjobjerg dan Thomas Delaney tampil sangat disiplin melindungi 3 trio bek, Simon Kjaer-Andreas Christensen-Jan Vestergaard.
Hasilnya sukses, Ceko sejauh ini mengemas 11 gol dan kebbobolan 5 gol di Euro 2021.
Baca juga: Tantang Italia di Semifinal Euro 2021, Ini Tiga Hal yang Wajib Diwaspadai Spanyol
Namun, kejadian paling monumental tentu bagaimana Denmark bangkit usai kolapsnya sang kapten, Christian Eriksen.
Ketika semua memuji bagaimana Kjaer menenangkan para pemain Denmark,yang dilupakan adalah bagaimana Hjulmand menjadi sosok penting yang membangkitkan semangat Denmark.
“Dia (Hjulmand) pandai berbicara dengan pemain dan memberikan kebebasan yang dibutuhkan banyak pemain," ujar bek Joakim Maehle yang tampil luar biasa di Euro 2021.
"Dia (Hjulmand) juga menunjukkan perasaannya setelah apa yang terjadi dengan Christian dan bahwa dia juga membutuhkan bantuan.
Apa yang telah kita lalui baru saja membuat kita lebih dekat, Dia adalah pelatih yang baik dan sekarang menjadi teman bagi kami juga.” tutup Maehle.
Pendekatan personal adalah kunci prestasi Denmark sejauh ini, dan Hjulmand mengambil filosofi tersebut dari satu nama : Diego Simeone.
Hjulmand mengagumi bagaimana pemain Atletico Madrid "siap mati" untuk apapun yang diperintahkan Simeone di pinggir lapangan.
Poin tersebut diaplikasikan di Denmark, melihat bagaimana Hjobjerg hingga Kasper Schmeichel rela melakukan apapun agar sesuai dengan disiplin taktik Hjulmand.
Harian Euroman, bahkan menulis headline yang menggambarkan peran Hjulmand selama Euro 2021.
“Kami mungkin tidak menjadi juara Eropa. Tapi sebaliknya, kami memiliki juara dunia baru dalam manajemen.” ujar headline tersebut.
Dan jika pada akhirnya Denmark berhasil ke luar sebagai juara Euro 2021, maka pujian setinggi langit harus diberikan kepada performa Kasper Hjulmand, karena performa di pinggir lapangan maupun di ruang ganti.
(Tribunnews.com/Gigih)