TRIBUNNEWS.COM - Jesus Gil Manzano, mengeluarkan kartu merah kepada Harry Maguire dalam laga UEFA Nations League antara Inggris vs Denmark.
Kartu merah tersebut, hanya sebagian kecil dari masalah Maguire, yang 6 pekan sebelumnya, nyaris mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola.
Kejadian penyerangan terhadap Polisi di Mykonos, Yunani, membuat karir bek Manchester United ini nyaris tamat.
Seberapa bahaya kasus ini? FA, bahkan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Maguire, bahkan FA, pesimis karir Maguire masih bisa berjalan.
Baca juga: Kepahlawanan Steve Holland, Figur Tanpa Tanda Jasa Inggris Wujudkan Mahakarya Euro 2021
Baca juga: UEFA Selidiki Kasus Sinar Laser di Wajah Kasper Schmeichel, Inggris Siap-siap Kena Hukuman
Harry Maguire divonis bersalah, dan hukumannya di tunda dalam 21 bulan 10 hari.
Tidak lama berselang, Harry Maguire menjadi pesakitan dalan kekalahan Manchester United 1-6 menghadai Tottenham Hotspur.
Harry Maguire seolah menunjukkan penurunan karirnya di Manchester United pada awal musim.
Namun, dua nama menjadi penyelamat Maguire musim ini : Gareth Southgate dan Ole Gunnar Solskjaer.
"“Dia mendapat dukungan kami dan saya tahu klubnya akan sama. Kami memiliki kepercayaan penuh padanya. Dalam periode ini, Anda belajar banyak tentang diri sendiri," ujar Gareth Southgate di BBC.
"Anda belajar banyak tentang orang lain. Anda belajar siapa yang ada untuk Anda. Dia akan menjadi pemain yang lebih baik dan pria yang lebih kuat untuk itu.” lanjut Souhtgate.
"Kami selalu di belakang Kapten kami, dan apa yang terjadi padanya, tidak membuatnya lepas dari Manchester United," ujar Solskjaer setelah kalah dari Spurs dengan skor memalukan tersebut.
Jamie Carragher, menulis di The Daily Telegraph, mengungkapkan dia telah menghubungi Maguire ketika pemain berada di titik terendahnya.
“Kami bertukar beberapa pesan di mana saya mencoba menawarkan jaminan dari pengalaman saya sendiri yang didorong ke pusat perhatian karena alasan yang salah.
Saya mengatakan kepadanya untuk tetap tegak dan mengatakan bahwa kesulitan saat ini akan berlalu.”
Dan, seperti yang diutarakan Sir Alex Ferguson, masalah membuat pesepakbola akan memiliki kepemimpinan, dan itu yang terjadi kepada Maguire.
Di laga Euro 2021 menghadapi Ukraina, Harry Maguire memang bukanlah kapten, namun caranya mengkoordinasi lini belakang dan mengatur pemain Inggris menunjukkan kepemimpinannya.
Gary Lineker bahkan menyebut Maguire adalah kolosal dan kunci dari permainan Inggris.
Laga itupun ditutup dengan cantik melalui sundulannya di tengah babak kedua yang membuat skor menjadi 2-0 untuk keunggulan Inggris.
Yang menarik, sejak usia muda, Harry Maguire sudah diprediksi menjadi bek tengah terbaik Inggris.
Setelah hengkang dari Sheffield United pada 2014, Harry Maguire menunjukkan kualitasnya di Hull City.
Keunggulannya adalah penempatan posisi, dan caranya menutup ruang bagi pemain lawan.
Selain itu, kepemimpinan adalah nilai lebih, Andrew Robertson yang pernah satu tim dengan Maguire di Hull City, menyebut Maguire adalah sosok yang vokal, dan bahkan tidak segan menegur pemain yang lebih senior.
Maguire kemudian hengkang ke Leicester City, sebelum 80 Juta Poundsterling ditebus oleh Manchester United untuk mendatangkannya.
Baca juga: St Georges Park, Laboratorium Gareth Southgate untuk Bawa Inggris ke Final Euro 2021
Baca juga: Taktik Inggris Hadapi Penalti di Euro 2021, Dari Eksekusi Harry Kane hingga Trik Jordan Pickford
Kepemimpinannya tidak berubah, kapten kembali didapuknya di Manchester United, dan ketika isu adanya Super League tengah tahun ini, Harry Maguire menjadi sosok vital.
Ia mewakili para pemain, bertemu dengan Glazer, dan dengan tegas menyatakan bahwa para pemain dan dirinya, menolak adanya ide tersebut, hal yang tidak mudah bertemu dengan pemilik klub dan berbicara tentang menolak ide tersebut.
Dan Maguire sempat menjadi bahan tertawaan bagi Rafael Van der Vaart di TV Belanda.
Saat itu Van der Vaart menyebut Harry Maguire tidak bisa bermain sepak bola, ia hanya bisa menyundul tanpa mendistribusikan bola, semua orang tertawa.
Namun, sekali lagi Maguire menjawabnya dengan dingin, ia membuktikan dirinya adalah sosok yang tangguh di lini belakang, dan berpengaruh bagi timnya.
Frank Lampard, bahkan menyebut Maguire sebagai pemimpin dan kunci Inggris tampil apik.
“Dia punya otoritas dan aura tertentu di tim ini,” kata Lampard.
“Selalu ada pemain kunci yang, ketika mereka berada di sana, tim terlihat berbeda. Dari saat dia melangkah kembali ke tim ini, itu terlihat berbeda.” ujar Lampard.
Dan Maguire kini membawa Inggris ke Semifinal Euro 2021, dan jika memang Maguire bukanlah pemain yang bisa bermain sepak bola seperti kata van der Vaart, apa yang terjadi jika Maguire bermain untuk Belanda, yang harus tersingkir dari Ceko di babak Perempat Final?
(Tribunnews.com/Gigih)