TRIBUNNEWS.COM, LONDON- HARRY Kane mungkin masih merayakan kemenangan dramatis atas Denmark di semifinal lalu.
Namun, Kapten Inggris ini harus segera bersiap lantaran akan menghadapi lawan terberat: Giorgio Chiellini dalam final Euro 2020 kontra Italia di Stadion Wembley, London, Senin (12/9) dini hari.
Chiellini memang sudah berusia 36 tahun. Namun, bek yang mendedikasikan 16 tahun kariernya untuk membela Juventus ini adalah tipikal petarung cerdik, yang akan melakukan apa saja untuk melindungi gawangnya dari ancaman lawan.
Sepintas, Chiellini terlihat seperti karakter penjahat dalam film dengan dengan wajahnya yang kasar, dan keras.
Tapi dalam kenyataannya, dia memiliki hati emas, dan kepribadian matang, yang membuatnya jadi kapten sempurna untuk klub, dan negaranya.
Dikutip dari Daily Mail, Chiellini digambarkan sebagai 'setan dengan lingkaran cahaya'.
Dia tidak pernah takut membahayakan tubuhnya dan dengan senang hati menggunakan lengan, tangan, atau apa pun yang dia bisa untuk memblokir tembakan, atau mencegah penyerang lawan mencetak gol.
Sepanjang Euro 2020, penampilan Chiellini bersama teman dekatnya Leonardo Bonucci di jantung pertahanan Italia sangat luar biasa dan memberikan platform bagi rekan satu timnya untuk memenangkan pertandingan di sepertiga penyerang.
Bek bernomor punggung tiga ini tampil luar biasa menangkis gelombang serangan Spanyol di semifinal di Wembley. Dan kemudian membuat marah lawan dengan memprovokasi Jordi Alba, sebelum adu penalti yang penting dimulai.
Bahkan melawan penyerang Belgia, Romelu Lukaku - yang dianggap oleh banyak orang sebagai striker terbaik di dunia sepak bola saat ini - Chiellini berdiri kokoh dan memaksa lawannya tampil terburuk di turnamen tersebut.
Julukan Chiellini, 'Gorilla', dengan sangat tepat merangkum gaya permainannya. Dia merayakan gol langkanya dengan memukul dad, dan juga telah memberikan namanya ke game ponsel yang disebut "Go Go Gorilla".
Faktanya, kemampuan bertahannya sangat dihargai di Italia sehingga banyak yang percaya bahwa dia layak mendapat tempat di jajaran bek ikonik Azzurri.
Sejajar dengan Alessandro Nesta dan Fabio Cannavaro, pahlawan Italia dalam kemenangan Piala Dunia 2006. Beberapa percaya dia bahkan bisa menyamai pencapaian duo ikon Azzurri, Franco Baresi dan Paolo Maldini.
Chiellini, seorang bek kaki kiri, dapat bermain di lini belakang dengan tiga pemain, atau empat pemain. Dan ini memungkinkan Italia untuk mencampuradukkan formasi, sesuatu yang dapat menyebabkan masalah bagi Inggris.