Cristante sudah mendapat garansi tidak mendapatkan tempat di tim utama, kembali dipinjamkan ke Pescara kemudian Atalanta.
Bersama Atalanta karirnya berubah, tokoh utamanya, Gian Piero Gasperini.
Gasperini tahu, Cristante hanya ingin dimainkan sesuai fungsinya sebagai regista atau Mezzala di lini tengah.
Di musim 2017/2018, Atalanta saat itu memulai revolusinya dengan diperkuat sejumlah pemain yang kini menjadi tulang punggung di negaranya masing-masing.
Mulai dari Rafel Toloi, Mattia Caldara, Leonardo Spinazzola (Italia), hingga Robin Gosens (Jerman) dan Timothy Castagne (Belgia).
Bersama Atalanta, ia nyaris tidak tergantikan, memperkuat Orobici 48 kali, ia mengemas 12 gol, catatan ini hanya kalah dari Papu Gomez dengan 32 gol.
Musim 2018/2019, Atalanta mempermanenkannya dengan 9.5 Juta Euro.
Namun, tidak sempat bermain untuk Atalanta, Eusebio di Francesco mencari Mezzala untuk lini tengah AS Roma, memutuskan untuk meminjam Cristante.
Baca juga: Euro 2021: Cristiano Ronaldo Sabet Top Skor, Donnarumma Ikuti Jejak Zidane & Duo Maestro Spanyol
Tidak mudah bagi Cristante, ia menggantikan Leandro Paredes yang pundah ke PSG, Paredes adalah salah satu pemain kunci saat itu.
Namun, Cristante yang dewasa sukses menghilangkan kesan Paredes di lini tengah Roma, supporter mengagungkan nama Cristante karena daya juang serta kecerdasannya di tengah permainan.
Masalah tidak berhenti bagi Cristante, persaingan di lini tengah AS Roma cukup menyulitkannya mendapatkan menit bermain.
Yang terjadi, Paulo Fonseca yang menggantikan di Francesco, menggeser Cristante sebagai bek tengah.
Hasilnya, AS Roma seolah punya pemain belakang dengan kemampuan sebagai playmaker, dan menjadi gelandang tambahan ketika Roma menyerang.
Permainannya membuat Roberto Mancini memanggilnya ke Timnas Italia untuk Euro 2021.