News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Euro 2020

Geoffrey Moncada, Kunci Kebangkitan AC Milan, Penemu Mbappe hingga Bernardo Silva

Penulis: Gigih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Geoffrey Moncada Talent Scout AC Milan/Geoffrey Moncada kunci kebangkitan AC Milan musim lalu, penemu Mbappe hingga Bernardo Silva di Monaco

TRIBUNNEWS.COM - AC Milan seolah terbangun dari tidur panjangnya, usai menjadi runner-up Liga Italia, kini mereka bersiap menyambut musim 2020/2021.

Sejauh ini, AC Milan mempermanenkan 2 pemain, yakni Fikayo Tomori dari Chelsea, Sandro Tonali dari Brescia.

Selain itu, ada nama Mike Maignan yang didatangkan dari Lille, menggantikan Donnarumma yang hengkang ke PSG.

Meskipun keputusan mempermanenkan atau mendatangkan pemain ada di tangan Pioli, namun nama Geoffrey Moncada, adalah kunci yang memberikan data pemain untuk didatangkan oleh AC Milan.

Geoffrey Moncada

Baca juga: Perhitungan Rinci Antonio Gagliardi, Kunci Italia Juara Euro 2021

Baca juga: Empat Adu Penalti Pertama Italia Selalu Kalah, Azzurri Makin Fasih Adu Penalti Sejak Tahun 2000

Moncada adalah nama besar dalam bidang talent scout, pasalnya, ia yang membuat golden generation AS Monaco yang saat itu diperkuat Kylian Mbappe, Bernardo Silva hingga Fabinho.

Moncada telah menjadi bagian besar dari AC Milan sejak kedatangannya musim lalu.

Ia dianggap sebagai salah satu pencari bakat terbaik di dunia sepak bola dan orang yang membangun tim Monaco yang berkompetisi di semua lini pada 2016-17, memenangkan Ligue 1 dan mencapai semifinal Liga Champions.

“Elliott (pemilik AC Milan) meminta untuk mengembangkan area olahraga dengan integerasi antara data, statistik.

"Jadi kami memutuskan untuk membuat dua hal: area pemain muda dan area 'data'.

"Ketika seorang pramuka menyukai seorang pemain, kami melihat angka dan yang lainnya,” ujar Moncada di podcastnya bersama Siempre Milan.

Kemampuan untuk menilai pemain adalah apa yang Moncada cari dalam permainan.

“Jika seorang pemain berusia 20 tahun memiliki permainan yang buruk, mendapat peringkat empat dari 10, tetapi memiliki potensi besar, itu lebih penting bagi saya.

"Saya suka ketika seorang pramuka melihatnya seperti itu dan berkata kepada saya: 'Lihat, dia tidak memiliki permainan yang bagus hari ini, tetapi dia berbakat', Kami terus melacaknya dan mengawasinya lagi.” ujar Mocanda.

Dan itu belum semuanya.

“Saya tidak membutuhkan scout yang hanya pergi ke permainan,” Moncada menjelaskan.

“Saya membutuhkan seseorang yang menonton pelatihan, berbicara dengan orang tua, direktur akademi.

"Terlalu mudah untuk melihat permainan, menulis laporan Anda, dan menyelesaikannya, Kita bisa melakukannya dari kantor.

"Kita harus memiliki naluri mengenai situasi kontrak, seperti apa keluarga, detail kecil membuat perbedaan dan hubungan antara scout dan pemain sangat penting di sini.” tutup pria berusia 32 tahun ini.

Moncada dan timnya mengikuti pemain dari level U-17 hingga U-23.

(Dari kiri) Penyerang Norwegia AC Milan Jens Petter Hauge, gelandang AC Milan Belgia Alexis Saelemaekers, bek Portugal AC Milan Diogo Dalot, gelandang Spanyol AC Milan Brahim Diaz dan gelandang Turki AC Milan Hakan Calhanoglu merayakan kemenangan setelah AC Milan mengamankan kualifikasi mereka ke Liga Champions di akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia Atalanta Bergamo vs AC Milan pada 23 Mei 2021 di stadion Atleti Azzurri d'Italia di Bergamo. (Marco BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Giorgio Chiellini, Antagonis Italia di Euro 2021, Matikan Lukaku dan Perang Mental dengan Jordi Alba

“Dalam waktu dua tahun mereka adalah pemain cadangan atau pemain tim utama.

"Pada saat itu kami sudah menonton mereka beberapa tahun, Saya ingin tahu cerita di balik mereka, latar belakang mereka.” ungkapnya.

Pemandu bakat biasanya cenderung skeptis dan dalam beberapa kasus memusuhi data, misalnya ketika ada data mengenai PPDA (umpan tepat dala situasi bertahan) dan "xG throw-in".

Tetapi departemen analitik Milan, yang dikelola oleh sekelompok kecil analis berusia 20-an yang cerdas dan menggunakan data StatsBomb, memiliki tingkat sinergi yang optimal.

Sedangkan Moncada sambil bekerja secara independen satu sama lain untuk menghindari bias.

“Pada akhirnya kami memiliki laporan komprehensif dengan semua info dan statistiknya,” kata Moncada.

Pria asal Prancis itu kemudian melapor ke Maldini dan berbagi keahliannya dengan komite teknis saat mereka melewati target potensial.

“Semua hal ini; visi yang jelas, strategi yang jelas, filosofi yang jelas yang didukung oleh proses yang kuat memberi kami kepercayaan diri dalam keputusan yang kami buat secara kolaboratif dan kolektif dengan Paolo Maldini sebagai titik acuan,” jelas Ivan Gazidis selaku direktur AC Milan.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini