Fleksibilitas Chiesa memudahkan Pirlo untuk membangun serangan Juventus, dia bisa bermain di sisi sayap kanan maupun kiri.
Bahkan mantan gelandang Juventus, Claudio Marchisio memprediksikan dia akan menjadi pemain besar bakatnya.
Baca juga: AC Milan dan Inter Milan Minggir Dulu, Waktunya Juventus Kembali Jadi yang Nomor Satu!
"Dia perlu menemukan posisi yang tepat di lapangan, tapi menurut saya, dia akan meledak dan menjadi pemain bintang," kata Marchisio kepada Gazzetta dello Sport.
Apa yang sudah dinantikan banyak orang akhirnya terjadi di Euro 2020. Chiesa tampil bak pahlawan berkat penampilannya yang kerap menyelamatkan Gli Azzurri.
Lakon di laga besar, masih terpupuk keras dalam dirinya, dia menjadi kreator kemenangan Italia kala menghadapi Austria dan Spanyol. Dan dia menjadi tumpuan Mancini untuk menyisir sektor kanan Gli Azzurri dalam serangan.
Hasilnya, Federico Chiesa dengan bangga membawa Italia menjadi kampiun Euro 2020.
Motor Serangan Juventus
Kembali ke Juventus, hegemoni satu dekade terakhir telah usai. Inter Milan merebut kekuasaan mereka di Serie A Liga Italia.
Namun, musim ini adalah waktunya merebut kembali, dengan allenatore anyar dan dengan skuat yang lebih matang.
Sang megabintang, Cristiano Ronaldo tak ada tanda-tannda hengkang, kapten Portugal itu masih akan tetap bertahan di Turin menurut Pavel Nedved.
Dan yang paling dinantikan adalah peran sang superstar, Federico Chiesa di bawah arahan Allegri yang berhasil membawa Juventus ke puncak Liga Champions dua kali, dan menjadi pelayang bagi Cristiano Ronaldo.
Menurut Pirlo, Chiesa unggul jika bermain di sektor sayap, dia bertanggung jawab, defensif, dan tidak mempermasalahkan apa yang diinstruksikan pelatihnya.
Baca juga: Dilema Lini Depan Juventus, Antara Ronaldo dan Dybala, Pilihan Allegri hingga Ambisi Liga Champions
Musim lalu Juventus bertumpu pada satu nama di lini depan, Cristiano Ronaldo, tapi sosok Federico Chiesa hadir sebagai pelayan. Dia melakukan tusukan-tusukan dan penetrasi dari berbagai sisi untuk melakukan serangan di sepertiga akhir lapangan.
Terlebih dia kerap on fire pada laga besar Juventus.