News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Juventus di Antara Ronaldo dan Dybala, Pilihan Allegri dan Penyesuaian Taktik

Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain depan Juventus asal Portugal, Cristiano Ronaldo, melakukan selebrasi setelah membuka skor pada pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus vs Napoli pada 7 April 2021 di stadion Juventus di Turin. Marco BERTORELLO / AFP

TRIBUNNEWS.COM - Cristiano Ronaldo tertunduk lesu, ia gagal mengubah nasib Juventus menghadapi Porto di Liga Champions.

Tertinggal secara agregat dari Porto, Juventus harus gigit jari, mereka gagal melaju ke Perempat Final Liga Champions.

Kegagalan tersebut amatlah pahit, bahkan dikabarkan Andrea Agnelli, selaku Presiden klub tidak hadir dalam rapat perusahaannya, FIAT, karena melihat Juventus tersingkir.

Dan Cristiano Ronaldo gagal mengangkat Juventus, di akhir musim, Si Nyonya Tua gagal menjadi juara Liga Italia, dan sorotan datang kepada pria berusia 36 tahun ini.

Di laga menghadapi Porto, di bangku cadangan, ada nama yang kesulitan mendapatkan tempat di tim utama, Paulo Dybala.

Penyerang Portugal Juventus Cristiano Ronaldo (kiri) bereaksi setelah kehilangan peluang gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus vs Parma pada 21 April 2021 di stadion Juventus di Turin. Marco BERTORELLO / AFP (MARCO BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Massimiliano Allegri Kembali Datang, Nego Alot Paulo Dybala dan Juventus Segera Temui Titik Terang

Baca juga: Roman Abramovich Inginkan Chelsea Rekrut Federico Chiesa Namun Ditolak Juventus

Pria Argentina ini kesulitan dengan skema Pirlo dan kedatangan Ronaldo sejak awal.

Juventus tentu membangun tim di sekitar Ronaldo, ambisi menjadi juara Liga Champions adalah alasannya.

Ronaldo diharapkan bisa membawa Juventus menjadi juara, usai hanya menjadi 3 kali runner-up dalam 2 dekade terakhir.

Di bawah arahan Andrea Agnelli, Juventus sangat berambisi juara di Eropa, setelah sangat dominan di Liga Italia sejak skandal Calciopoli.

Sedangkan Dybala adalah anak emas sejak era Antonio Conte hingga Massimiliano Allegri.

Sayangnya, secara skematis, sulit menurunkan duet Ronaldo-Dybala di lini depan.

Menurunkan keduanya memang bukan mustahil, tetapi bisa merusak keseimbangan di Juventus.

"Dybala adalah pemain luar biasa, ia bisa mengubah jalannya laga, tetapi secara taktik sulit menduetkannya dengan Ronaldo," ujar Mauirizio Sarri di La Gazetta.

Ronaldo dan Dybala sempat bermain bersama di era terakhir Allegri, dengan Dybala bermain melebar dan Ronaldo menjadi target man.

Namun, kesulitannya adalah, Dybala adalah striker, tak jarang ia tidak membagi bola kepada Ronaldo dan memilih mengeksekusinya sendri.

Sedangkan Ronaldo, membutuhkan sosok nomor 9, tujuannya membuka ruang untuknya berkreasi atau melepaskan sepakan.

Penyerang Juventus asal Argentina Paulo Dybala menendang bola di bawah tekanan dari penyerang Norwegia AC Milan Jens Petter Hauge (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia AC Milan vs Juventus pada 6 Januari 2021 di stadion San Siro di Milan. MIGUEL MEDINA / AFP (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Kepingan Puzzle AC Milan Menyatu, Stefano Pioli Tunggu Kedatangan Dua Pendekar Baru Rossoneri

Ini yang menjadi masalah bagi Dybala dan Ronaldo, keduanya bak air dan api, sangat sulit menyatukan keduanya dalam skema.

Musim lalu, Juventus mengubah skema dengan 4-4-2, Pirlo menduetkan Morata dan Dejan Kulusevski.

Taktik ini sukses di Liga Italia, namun kesulitan di Liga Champions.

Kini, era Pirlo sudah selesai, dan Massimiliano Allegri masuk.

Seperti diketahui kontrak Ronaldo bersama Juventus akan segera habis, dan sejauh ini belum ada percakapan mengenai perpanjangan kontrak.

Selain itu, Dybala adalah anak emas Allegri, sejak lama, dan tentu, ada pembicaraan mengenai kembalinya Dybala di starting line-up.

Maka, tidak menutup kemungkinan Dybala akan kembali diandalkan Juventus sebagai pencetak gol utama dan mencadangkan Ronaldo.

Namun, tentu tidak mudah, gaji Ronaldo adalah yang tertinggi di Juventus, membangkucadangkannya tentu merupakan keputusan yang berani.

Keputusannya tergantung pada apa yang diinginkan Juventus.

Dybala berada pada tahap dalam kontraknya ketika klub bisa menghasilkan keuntungan besar untuknya, tetapi pasar tertekan oleh pandemi dan, selain itu, dia hampir satu dekade lebih muda dari Ronaldo dan bahagia di Turin.

Bukankah sudah waktunya untuk membangun di sekelilingnya? Sehebat apa pun pemain Portugal itu di Liga Italia, Juventus lebih sukses sebelum kedatangannya.

Dan terobosan yang dibuat klub dengan Allegri menimbulkan pertanyaan, Apakah kualitas Individu adalah harga mati dibanding kerjasama tim?

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini