TRIBUNNEWS.COM - Tak bisa dipungkiri, raksasa Spanyol, Barcelona mengalami satu di antara musim terburuk mereka pada LaLiga Spanyol musim 2020/2021.
Lionel Messi dan rekan memang masih bisa menggondol satu trofi, Copa del Rey.
Piala itu mereka dapatkan seusai mengalahkan Athletic Bilbao di babak final.
Namun selebihnya, Blaugrana kebanyakan gagal musim lalu.
Di liga, mereka tak kuat bersaing menghadapi Atletico Madrid dan Real Madrid dan harus puas di posisi tiga klasemen.
Di Liga Champions, El Barca remuk di babak 16 besar seusai dibabat Paris Saint-German (PSG) dengan skor aggregat 2-5.
Baca juga: Hal Ini Bikin Bek Kolombia Diam Saja Saat Diejek Lionel Messi Seusai Gagal Penalti di Copa America
Jebloknya prestasi dan peforma Barcelona itu diyakini menjadi buah dari banyaknya masalah di internal tim.
Buruknya pengelolaan klub oleh manajemen di bawah kendali Josep Maria Bartomeu saat itu menghasilkan utang betumpuk-tumpuk dengan jumlah miliaran dolar.
Situasi tim pun menjadi tak kondusif. Antar-pemain terlibat konflik, banyak yang gerah dan mau hengkang.
Satu yang mencuat adalah megabintang Lionel Messi yang terang-terangan minta berpisah dari tim yang sudah dia bela selama 20 tahun itu.
Baca juga: Cerita Pesepakbola Indonesia di Liga Eropa, Gaji Ratusan Juta Tapi Cari Sepatu Bola Saja Susah
Dari sisi teknis, permainan Barcelona terlalu bertumpu pada seorang Messi di sektor penyerangan.
Alhasil, jika lawan mampu mematikan pergerakaan Messi atau si megabintang tengah ogah-ogahan bermain, maka permainan Barcelona juga seketika macet, buntu.
Memasuki musim baru, segudang permasalahan itu coba diurai oleh manajemen baru di bawah kepemimpinan Presiden anyar klub, Joan Laporta.
Hal utama yang dibereskan adalah soal finansial Barcelona yang morat-marit.
Baca juga: Kabar Panas Bursa Transfer: Icardi Siap Potong Gaji, Ronaldo di Gerbang Keluar Juventus Menuju PSG