Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usianya tak lagi muda, Herman Dzumafo juga tak selincah dulu. Namun, naluri mencetak golnya sangatlah tinggi.
Tak mudah bagi lawan mengambil bola dari penguasaan dirinya. Dengan tubuh yang besar, tak jarang butuh dua bek untuk menjaga dirinya.
Alih-alih mencetak gol, Dzumafo justru kerap sebagai pemantul bola sehingga menjadi tukang assit bagi rekannya.
Hal inilah yang patut diwaspadai tim Liga 2 Indonesia yang akan melawan Dewa United FC, klub yang dibela oleh Herman Dzumafo saat ini.
"Saya juga bisa ditugaskan sebagai pembuka ruang di area kotak 16 untuk mengecoh para bek lawan, atau sebagai pemantul untuk memberi assist matang depan kotak penalti guna dituntaskan rekan saya menjadi gol," ungkap Herman Dzumafo, Minggu (25/7/2021).
Sebagai striker, dirinya menyukai umpan-umpan crossing matang yang disupplai dari sayap.
Lalu dirinya akan menyelesaikannya menjadi gol, baik melalui sundulan maupun lewat tendangan.
"Sejauh ini saya merasakan teman-teman selalu berusaha melayani dan memanjakan saya dengan umpan-umpan berbahaya di area 16 atau lewat kerjasama 1-2 dengan rekan-rekan yang ditugasi pelatih menjadi gelandang serang," tambahnya.
Hanya saja, jika berpaku pada dirinya saja, maka sinyal bahaya akan muncul.
Sama seperti saat di Bhayangkara FC, Dzumafo secara tiba-tiba memberikan umpan matang, layaknya seorang gelandang. Mengingat Dewa United FC, masih punya striker tajam lainnya.
Baca juga: Herman Dzumafo Tertantang Bawa Dewa United FC ke Liga 1
"Secara posisi saya masih striker murni. Tapi saya bisa fleksibel bermain mengikuti taktik yang diberikan pelatih. Apalagi ada banyak pemain Dewa United yang punya naluri serang cukup baik. Rishadi Fauzi dan Rafli Mursalim juga bisa diflot sebagai ujung tombak jika taktik pelatih membutuhkan dua striker," tutupnya.