"Memang sudah pikir ke depan, nanti kalau selesai main bola, bisa jadi asisten, bisa jadi pelatih, ini sudah mulai persiapan," ucapnya.
Baca juga: PSMS Medan Tuntut PSSI dan PT LIB Jelaskan Nasib Liga 2 2021, Termasuk Regulasi Gaji Pemain
Baca juga: Kompetisi Liga 2 2021 Belum Jelas, Sriwijaya FC Berencana Kumpulkan Pemain Awal Agustus
Sementara itu kompatriotnya Sandi Sute hanya selisih satu bulan dari Beto saat datang ke Jakarta untuk menjalani kursus kepelatihan.
Eks gelandang Persija Jakarta itu mengikuti kursus kepelatihan di Jakarta medio Desember 2020 atau sebelum bergabung dengan Persis Solo.
Sertifikat lisensinya ditandatangani Ketua PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
"Saya ikut kursus di Jakarta kemarin (Desember 2020), waktunya itu sekitar 2 minggu. Alhamdulillah, saya dapat lisensi C AFC," ujar Sandi.
Beda halnya dengan Beto yang ikut kursus kepelatihan karena dorongan Otavio Dutra.
Untuk Sandi mengaku hal ini ia lakukan sebagai pengisi aktivitas selama tidak adanya kompetisi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, lisensi C AFC yang didapatkannya bisa menjadi bekal setelah Sandi memutuskan gantung sepatu.
"Jadi, saya berinisiatif ikut kepelatihan daripada cuma di rumah saja, mending saya gunakan waktu untuj hal yang lebih baik," kata dia.
"Jadi di umur saya sekarang, 28 tahun, saya sudah bisa menambah pengalaman lagi serta untuk jaminan masa tua saya," ucap Sandi.
Gelandang yang pernah berseragam Borneo FC tersebut menambahkan bahwa lisensi C AFC ini dapat digunakannya apabila diminta melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) saat dirinya pulang ke kampung halaman.
Dengan lisensi itu, dirinya berhasrat mengembangkan iklim sepak bola di kampung halamannya, Palu, Sulawesi Tengah.
"Kalau untuk melatih (klub profesional) saya belum pernah, paling cuma melatih di kampung saja," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Ipunk) (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)