TRIBUNNEWS.COM - Kualifikasi Piala Dunia 2014, Denmark gagal lolos ke Piala Dunia.
Dua tahun setelahnya, atau Euro 2016, Denmark kembali gagal lolos, dan membuat Morten Olson mengundurkan diri sebagai pelatih setelah 15 tahun.
Morten Olsen secara terbuka menyebut, Simon Kjaer adalah alasan kegagalan Denmark lolos ke Piala Dunia 2014 dan Euro 2016.
Kritik itu, membuat Kjaer menjadi sasaran media dan supporter Denmark.
Baca juga: Masalah Inter Milan dan Sunning Group, Lepas Hakimi hingga Romelu Lukaku, Ambisi Semu Steven Zhang
Baca juga: Transfer Rumit Dzeko - Tammy Abraham Bikin Inter Milan, AS Roma dan Chelsea Pusing
“Selalu ada kambing hitam, dan saya memiliki peran itu untuk suatu periode," buka Kjaer di laman Tipsbladet
"Morten Olsen pernah berkata bahwa saya bukan teman terbaik dengan bola. Di Denmark, komentar itu memberi saya predikat bahwa saya tidak bisa bermain sepak bola.
"Saya sangat menyukai Morten, tetapi saya tidak bisa berterima kasih padanya untuk komentar itu, karena itu tetap bersama saya selama bertahun-tahun,” ujar Kjaer.
Namun, Euro 2020, menjadi cerita lain bagi Kjaer.
Franco Baresi, legenda AC Milan, adalah pria yang selalu mengritik siapapun kapten AC Milan.
Namun, musim ini, Baresi memuji setinggi langit ketika mengetahui Kjaer adalah kapten AC Milan.
Euro 2020 adalah cerita lain bagi Kjaer, ketika Eriksen kolaps di tengah lapangan, ia adalah pemain pertama yang datang menghampiri dan menyelamatkan Eriksen dari menelan lidahnya.
Kjaer, pemain berusia 32 tahun, adalah sosok yang memperkuat banyak kesebelasan, sejauh ini ia telah memperkuat 9 tim dari 6 negara selama karirnya.
Sosoknya sangat tegas, lugas dan pemberani, Danish Viking, adalah julukan supporter Denmark untuk Kjaer.
Dan kejadian di Kopenhagen, menunjukkan mengapa Kjaer adalah kapten Denmark dari sekian banyak pemain Senior.