TRIBUNNEWS.COM - Musim dingin 2006, Lazio melakukan pertukaran pemain dengan melepas Matteo Sereni ke Udinese.
Sebagai gantinya, Udinese melepas kiper muda yang mendapatkan kartu merah dan kebobolan 4 gol di ajang Coppa Italia.
Samir Handanovic saat itu hanya menjadi penjga gawang ketiga di belakang Angelo Peruzzi dan Marco Balotta.
Baca juga: Junior Messias, Rekrutan Cerdas AC Milan, Nyaris Dideportasi, Singkirkan Isco & James Rodriguez
Baca juga: Bursa Transfer AC Milan - 11 Pemain Anyar Rossoneri, 4 Hengkang, Termasuk Pengkhianatan Calhanoglu
Tidak lama berselang, Ia kemudian dipinjamkan ke klub Serie-B, Rimini.
Berlaga di Serie B, Handanovic mencatatkan penampilan luar biasa, finish di peringkat 4 musim 2006, ia adalah kiper terbaik dan bersaing dengan Buffon di Juventus.
Hingga kini, Handanovic adalah sinonim dengan kiper berkualitas dan tidak tergantikan di Inter Milan.
Bergabung sejak 2012, penjaga gawang kelahiran 1984 ini tidak tergantikan.
Kedatangannya sempat dipertanyakan, ia menjadi pengganti bagi Julio Cesar yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa.
Posisinya stabil meskipun sempat mendapat kritikan karena Inter Milan finish di peringkat ke-9 musim 2012/2013.
Tetapi di tahun yang sama, ia masuk dalam tim terbaik Liga Italia, dan peringkat 8 kiper terbaik dunia versi IFFHS.
Penampilan konsisten Handanovic sering kali dipandang sebelah mata oleh supporter Inter Milan, karena tidak lepas dari permainan buruk dari Nerazzurri.
Inter Milan nyaris nihil prestasi setelah meraih treble pada 2010, dan berulang kali mengalami masalah di ruang ganti pemain.
Dari sekian banyak masalah, Inter Milan beruntung bahwa Samir Handanovic tidak pernah sedikitpun berpikiran untuk hengkang.
Sejak 2013, Handanovic selalu menjadi buruan tim-tim besar.