TRIBUNNEWS.COM - Atletico Madrid musim 2014-2015, adalah tim dengan penuh kejutan.
Menang besar 4-0 menghadapi Real Madrid di Vincente Calderon, menembus babak perempat final Liga Champions, juara Supercopa dan finish di peringkat 3 Liga Spanyol.
Dan Saul Niguez, baru saja mencatatkan debutnya di musim tersebut.
Saul adalah andalan di Atletico Madrid, ia adalah gelandang multiposisi, bisa mencetak gol, berlari, memberi umpan dan melakukan tackle.
Baca juga: Cerita di Balik Saul Niguez ke Chelsea, Peran Kepa dan Janji The Blues, Seret Kasus Kiper MU De Gea
Baca juga: Deadline Transfer: Griezmann Kembali ke Atleti, De Jong ke Barcelona, Saul dari Atleti ke Chelsea
Tetapi dalam dua musim terakhir, Saul nampak memiliki hubungan yang sulit dengan Diego Simeone, dengan sang pelatih memilih trio Koke-Marcos Llorente-Thomas Lemar sebagai pilihan utama.
Di musim ini, Atletico Madrid mendatangkan Rodrigo de Paul dari Udinese, Saul mencari jalan lain dengan akhirnya bergabung ke Chelsea secara pinjaman.
Apa yang salah dari Saul di Atletico Madrid? dan Bagaimana Thomas Tuchel di Chelsea memasukkan Saul dalam skema?
Di Atletico Madrid, perubahan taktik Diego Simeone adalah pangkal masalah bagi Saul Niguez.
Simeone mengubah pakem 4-4-2 menjadi varian tiga bek, 3-5-2,3-4-3 atau akan berubah menjadi 4-3-3.
Saul, adalah pemain yang punya kemampuan menyerang, sulit baginya mengakomodasi peran holding midfielder atau gelandang bertahan dalam skema Simeone.
Bahkan, Diego Simeone pernah memasang Saul sebagai bek kanan, karena tidak ada ruang bagi Saul untuk bisa bermain.
Belum lagi cidera yang dialaminya pada awal musim membuatnya harus absen cukup lama dan berpengaruh terhadap performanya.
Meskipun bisa bermain di berbagai posisi, Saul Niguez tergeser dengan Marcos Llorente yang naik dari fullback menjadi gelandang tulen di Atletico Madrid.
Sedangkan bagi Chelsea, Saul Niguez adalah jawaban yang dibutuhkan Thomas Tuchel.