TRIBUNNEWS.COM - Barcelona, unggul 0-1 terlebih dahulu di Olimpico Stadium, dan tentu tim tamu sangat dominan dalam laga di Grup E Liga Champions 2016.
Gol dari Luis Suarez di menit ke-21 seolah menenggelamkan semua persiapan AS Roma untuk laga akbar ini.
Tetapi, bermula dari kesalahan umpan Jeremy Mathieu, bola langsung diserobot oleh Florenzi.
Berlari di sisi kanan serangan AS Roma, Alessandro Florenzi berlari cepat, Edin Dzeko mencari tempat, Mohamed Salah sudah meminta bola meninggalkan Iago Falque terlambat membantu serangan.
Dan, Alessandro Florenzi punya rencana lain.
Baca juga: Menerjemahkan Marcelo Brozovic di Inter Milan, Bebaskan Calhanoglu dan Nicolo Barella Berkreasi
Baca juga: Kabar AC Milan, Adu Sikut dengan Inter Demi Andrea Belotti, Ibra Cetak 2 Gol, Misteri Kvaratskhelia
Melihat posisi dari ter Stegen, bola langsung disepak dari jarak beberapa meter dari garis tengah lapangan, bola meluncur deras, meninggalkan sang kiper asal Jerman yang tak percaya.
Yang lebih menarik, Alessandro Florenzi hanya melebarkan kedua tangannya, seolah menunjukkan bahwa itu adalah hal yang biasa.
Tetapi, sejatinya, gol tersebut tidak diduga siapapun termasuk rekan setimnya di AS Roma.
Menurut Rudi Garcia, ia tidak percaya apa yang dilakukan Florenzi, pasalnya selama latihan ia adalah eksekutor terburuk dalam latihan menendang harian.
Gerrard Pique langsung berkicau di Twitter karena gol tersebut, menurutnya, itu adalah salah satu gol terindah yang pernah ia lihat sepanjang karirnya.
Kini, pria kelahiran Roma, 11 Maret 1991, bergabung secara pinjaman ke AC Milan dari AS Roma.
Dan sejatinya menarik melihat karir Alessandro Florenzi, dan juga permainannya di tengah lapangan.
Ia adalah salah satu jebolan akademi terbaik AS Roma dalam sedekade terakhir, namun ia kerap dipinjamkan.
Namun, berbeda dengan pemain lain yang dipinjamkan ke tim gurem, Florenzi justru dipinjamkan ke klub papan atas.
Selain Crotone, ada Valencia, Paris Saint-Germain dan kini AC Milan.
Ia adalah andalan dari AS Roma sejak 2011, dan tentu tidak ada debut yang lebih sempurna selain menggantikan pangeran Ibukota, Francesco Totti.
Yang menarik, bagaimana Florenzi sudah dua kali naik meja operasi untuk cidera ACL yang dialaminya pada musim 2016.
Namun, itu seolah tidak menghentikan dirinya untuk tetap konsisten, dan di manapun ia bermain, Florenzi selalu menjadi pilihan utama.
Florenzi sejatinya adalah Mezzala, yang biasa bermain di posisi nomor 6 atau 8, bahkan pemain idolanya adalah Cesc Fabregas.
Tetapi, ia punya kemampuan untuk bermain melebar, sempat diposisikan sebagai penyerang sayap di AS Roma, posisinya kemudian turun menjadi fullback kanan, dan luar biasanya Florenzi bermain cukup gemilang.
Baca juga: 3 Fakta Menarik Tutupi Noda Kegagalan Italia Jinakkan Bulgaria - Juventus Wajib Bangga pada Chiesa
Baca juga: Daftar Skuat AC Milan di Liga Champions 2021/2022, Pellegri-Castillejo-Conti Tidak Masuk List
Menurut jurnalis Mina Rzouki dari BBC dan Football Espana, Florenzi adalah wujud permainan Simone Perotta di Italia.
"Jika ditanya, siapa yang anda kenang dari Piala Dunia 2006, saya akan menjawab Simone Perotta,
"Ia sangat cerdas, dan punya keseimbangan luar biasa dalam bertahan dan menyerang, ini sama seperti Florenzi,
"Florenzi masih punya waktu untuk berkembang dan akan menjadi andalan di Timnas Italia," ujar Rzouki.
Flo, panggilan Florenzi di AS Roma, tentu akan menawarkan hal yang sama pengaruhnya di AC Milan.
Florenzi akan mengisi sisi kanan pertahanan AC Milan yang selama ini menjadi masalah dari inkonsistensi Davide Calabria.
Kedatangan Florenzi sejatinya adalah yang dibutuhkan AC Milan.
Theo Hernandez, dikenal sebagai fullback yang sangat agresif, ia tidak segan naik ke daerah pertahanan lawan dan melakukan sepakan ke gawang.
Musim lalu, ini menjadi senjata andalan bagi AC Milan untuk menjadi runner-up.
Florenzi, punya kemampuan yang sama persis dengan Theo Hernandez, dengan kecepatan, akselerasi untuk membantu serangan.
Tetapi, hal yang tidak dimiliki Theo Hernandez dari Florenzi, adalah kemampuan untuk membaca permainan dan membagi bola secara diagonal.
Florenzi bisa menjadi playmaker dari lini belakang seperti yang ditunjukkan Andy Robertson di Liverpool, agresif tetapi terukur.
Kemampuannya bermain di berbagai posisi juga bisa menjadi kunci lain bagi AC Milan.
Musim lalu, Milan punya masalah ketika kehabisan pemain di bulan Januari karena cidera, situasi tambal sulam harus dilakukan Pioli.
Kehadiran Florenzi, bisa menjadi salah satu solusi dengan kini jadwal padat harus dihadapi oleh AC Milan.
Selain itu, mentalitas dan pengalamannya dibutuhkan oleh para pemain muda AC Milan untuk musim ini.
Florenzi sudah mengemas total dua gelar di level klub dan satu gelar di level Timnas.
Dan kini, nasibnya memang tidak beruntung setelah kedatangan Jose Mourinho yang memilih meminjamkan sang pemain.
Namun, AC Milan mendapatkan apa yang mereka cari, opsi peminjaman hingga 2022 dan pembelian di akhir musim, mungkin akan diteken Ricky Massara di akhir musim.
(Tribunnews.com/Gigih)