News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Karakter Alessandro Bastoni di Inter Milan, Gabungan Bonucci-Chiellini, Pujian Mancini dan Conte

Penulis: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek Inter Milan berusia 21 tahun, Alessandro Bastoni/Peran Vital Alessandro Bastoni di Inter Milan, gabungan Chiellini-Bonucci, Pujian Roberto Mancini dan Polesan Antonio Conte

TRIBUNNEWS.COM - Pemain Primavera Atalanta, memberikan pilihan untuk pemain muda yang baru bergabung memilih nomor punggungnya.

Saat itu, giliran Primavera U-17 melakukan pilihan, semua memilih angka kecil untuk tim primavera, dan akan menyesuaikannya ketika promosi ke tim utama Atalanta.

Saat itu, pemain kelahiran 1999 memilih nomor punggung, dan terdapat satu nama yang memilih nomor unik: 95.

Biasanya, pemain muda akan memilih angka besar untuk menyesuaikan ketersediaan nomor punggung di tim utama, atau memiliki dua digit terakhir tahun kelahiran sang pemain.

Tetapi, pemain tersebut memilih nomor 95 dengan alasan sederhana: itu adalah tahun kakaknya lahir dan bertekad memberi penghormatan untuknya.

Dan identitas 95 sangat lekat dengan Alessandro Bastoni di Inter Milan.

Bek Inter Milan berusia 21 tahun, Alessandro Bastoni (Instagram @alessandrobastoni)

Baca juga: Bursa Transfer: Antonio Conte Gantikan Arteta, Leno ke Inter Milan, MU & Liverpool Gembosi AC Milan

Baca juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022: Cuma 8 Menit bagi Bintang AC Milan Cetak Gol Perdana bagi Belgia

Adalah hal yang unik kenapa ia menggunakan nomor 95, Luca Bastoni adalah sosok yang sangat dekat dengan Alessandro.

Bahkan kenyataannya, semua teman dekat Alessandro Bastoni adalah teman dekat sang kakak yang berusia 4 tahun lebih tua dari Alessandro Bastoni.

Hubungan antara kakak beradik yang sangat kompetitif namun juga supportif, Michele Bruni, salah satu teman Bastoni bersaudara, mengenang betapa kompetitifnya mereka.

"Tidak ada satupun dari keduanya yang mengalah, dalam game atau olahraga, keduanya kompetitif dan saling mengalahkan,"

"Tapi kami tahu, Luca selalu menjaga Alessandro, dan Alessandro mencontoh Luca," ujar Bruni dikutip dari Gianluca di Marzio.

Karena kedetakan itulah Alessandro Bastoni sejatinya nyaris memilih basket dibandingkan sepakbola, karena Luca Bastoni mengidolai Steph Curry di Golde State Warriors.

Sang ayah-lah yang meyakinkan Alessandro Bastoni menekuni sepakbola bukannya basket, alasannya sederhana, Bergamo lahir untuk Atalanta atau Brescia, dan ketika tawaran datang untuk bermain di tim primavera Atalanta, Bastoni tidak bisa menolak.

Nicola Bastoni, adalah pemain sepakbola untuk klub Cremonese medio 70-an, posisinya adalah gelandang, dan ketika Alessandro ditawari bergabung ke Zingonia (akademi Atalanta), maka Nicola melakukan semuanya untuk karir sang anak.

"Aku harus berterima kasih kepada ayahku. Dia masih memiliki hasrat untuk sepak bola, ia tak bosan melakukan semua ini untukku," ujar Bastoni kepada L'Ultimo Uomo.

Di era 90-an Atalanta melakukan perubahan besar ketika presiden klub, Antonio Percassi, menyewa Stefano Bonaccorso untuk mengelola tim junior.

Bonaccorso bukan pria sembarangan, namanya terkenal seantero Italia sebagai ahlinya membentuk pemain muda dari Giampolo Pazzini hingga Dejan Kulusevski adalah polesannya sejak 1991.

"Skema apa yang anda siapkan? 3-5-2? 4-4-2? 4-3-3? semua hanya nomor telpon tak berguna tanpa persiapan dari pemain," ujar Bonaccorso.

Berkat polesan Bonaccorso, Bastoni tidak hanya dilatih sebagai bek, ia menempatkannya sebagai winger, penyerang, bahkan penjaga gawang.

Ini yang mematangkan Bastoni, ia sangat mahir memainkan bola dan membangun serangan, juga sangat perhatian mengenai ruang dan pergerakan pemain.

Bastoni bermain cerdas, ia memilih tidak terlalu banyak duel dan membaca ruang, tetapi ketika duel fisik diperlukan, dengan tinggi 193 sentimeter, sulit mengalahkan Bastoni.

Liverpool Incar Wonderkid Inter Milan Alessandro Bastoni, Calon Pengganti Dejan Lovren (Instagram Pribadi Alessandro Bastoni, @alessandrobastoni)

Baca juga: AC Milan Alami Kerugian Lagi Akibat Ulah Pemainnya, Romagnoli Susun Skenario Gabung Rival AS Roma

Kecerdasannya membuat Bastoni lompat kelas di Timnas, ia telah menjadi kapten Timnas U-19 di usia 17 tahun dan U-20 di usia 18 tahun, menurut Paolo Nicolato, kematangan Bastoni lebih dari pemain seusianya.

Dengan talenta sebesar itu, Giuseppe Baresi, kakak dari Franco Baresi, dengan tidak ragu mengajaknya bergabung ke Inter Milan, mahar 31 Juta Euro dikeluarkan Nerazzurri untuk Bastoni.

Tetapi ia tidak langsung bergabung ke Inter Milan, ia dipinjamkan hingga akhir musim 2018/2019.

Kedatangannya ke Inter Milan juga tidak mulus, ia harus bersaing dengan Diego Godin, Milan Skriniar, Ranocchia hingga De Vrij.

Beruntung Inter Milan meminjamkannya ke Parma, dan mengemas 24 laga dan 1 gol di bawah asuhan Roberto D'Aversa.

Ketika musim perdana Antonio Conte, Bastoni tidak lagi dipinjamkan, ia menjadi kunci utama skuat Inter Milan dengan skema tiga bek andalan Conte.

Conte sangat membutuhkan pemain belakang yang bisa membangun serangan, tentu tidak mudah, namun Bastoni dengan cermat menjalankan tugas tersebut.

Musim perdananya di Inter Milan cukup mengesankan dengan 1.922 menit bermain, mengemas 56,4 umpan per laga dengan mengemas 2 gol.

Ia dikenal agresif, namun juga cerdas dalam memainkan bola, ketika Roberto Mancini ditanya mengenai siapa yang akan meneruskan Bonucci dan Chiellini di Italia, Mancini dengan ringan menjawab Bastoni.

"Saya hanya punya satu Bastoni dan ia menjadi pengganti yang tepat untuk keduanya (Bonucci-Chiellini) cara bermainnya bak veteran," ujar Mancini di L' Ultimo Uomo.

Musim lalu adalah yang terbaik bagi Bastoni, mengemas 4 asis dari 34 laga bersama Inter Milan di semua ajang, Bastoni membawa Nerazzurri menjadi Scudetto di akhir musim, mematahkan dominasi Juventus dan mengakhiri dahaga satu dekade.

Perpindahan kursi kepelatihan nyatanya tidak berpengaruh untuk Bastoni, ia tetap menjadi pilihan utama Simone Inzagahi dalamdua laga perdana Inter Milan.

Bertanya mengenai siapa idola Bastoni, akan ada dua jawaban berbeda.

Bastoni sangat mengidolai Sergio Ramos di Real Madrid, namun menurut sang kakak, hingga debutnya melawan Genoa, Alessandro Bastoni adalah penggemar berat Thiago Silva ketika di AC Milan.

Apapun itu, Alessandro Bastoni masih punya peluang besar menyamai idolanya, bahkan melampaui apa yang ditorehkan, dengan kini usianya masih belum genap 21 tahun dan sudah menjadi juara Euro dan Liga Italia.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini