TRIBUNNEWS.COM - Beberapa insiden panas mewarnai pertandingan sepak bola dalam momen jeda internasional edisi kali ini.
Sebagaimana misal ditundanya pertandingan antara Timnas Guinea melawan Maroko dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Afrika.
Guinea yang berstatus sebagai tuan rumah terpaksa membatalkan laga tersebut lantaran konflik yang memanas di negaranya sendiri.
Kondisi panas tersebut dilatarbelakangi adanya situasi politik yang kurang kondusif di negara kawasan Afrika Barat tersebut.
Bahkan, kondisi panas itu sudah mengarah kepada situasi yang berbahaya dikarenakan adanya kudeta oleh pasukan militer setempat.
Usut demi usut permasalahan mencuatnya insiden kudeta itu didasari oleh bergejolaknya politik dalam negeri Guinea.
Hal ini disebabtkan Alpha Conde selaku presiden Guinea berhasrat melanggar konstitusi dengan memperpanjang jabatan sebagai pemimpin sebanyak tiga periode.
Dikabarkan oleh AFP, sang presiden telah ditangkap oleh pihak militer dan dilakukan kudeta pemerintahan.
Beberapa momen suara tembakan juga mewarnai proses kudeta tersebut.
Alhasil laga antara Guinea melawan Maroko harus ditunda lantaran situasi panas yang berpotensi membahayakan kedua tim yang bertanding.
Padahal baik Guinea dan Maroko sudah sama-sama berada di hotel, tak jauh dari lokasi pertandingan kedua tim.
Penjelasan singkat disampaikan oleh Vahid Halilhodzic yang tak lain merupakan pelatih Maroko.
Halilhodzic mengaku kondisi yang dialami timnya sempat mencekam lantaran ada beberapa tembakan yang terjadi pada periode tersebut.
"Kami di hotel, suara tembakan terdengar di dekat sini sepanjang hari, kami sedang menunggu izin untuk kembali ke bandara, tapi kami masih terdampar pada saat ini," ujarnya dilansir The Athletic.