TRIBUNNEWS.COM - Stadion Diego Armando Maradona tidak pernah menjadi tempat yang menyenangkan bagi Juventus.
Kekalahan 2-1 atas Napoli bukan hanya semakin membenamkan Juventus, tetapi berpengaruh besar untuk Massimiliano Allegri.
Sejak pertama ditunjuk sebagai pengganti dari Andrea Pirlo, Ia gagal menunjukkan raihan apik sejauh ini.
Juventus kalah dua kali dan satu kali imbang dalam tiga pertandingan terakhir di Liga Italia, dan terjerumus di posisi 16 klasemen sementara.
Baca juga: Bursa Transfer - Upaya Chelsea Gembosi Inter, Juventus Lirik De Gea, AC Milan Gebet Messi dari Iran
Baca juga: Reaksi Fans Juventus, Ronaldo Cetak Brace untuk MU, Masalahnya Sudah Jelas Bianconeri!
"Saya telah melalui yang lebih buruk dari ini," ujar Allegri setelah pertandingan menghadapi Napoli.
"Musim masih sangat panjang, dan akan terus berjuang hingga akhir," tambahnya di The Athletic.
Betul, Juventus di era pertama kedatangan Massimiliano Allegri memang memiliki catatan minor di awal.
Tidak hingga bulan Oktober 2015, Juventus mencatatkan hasil mengesankan di Liga Italia, Si Nyonya Tua menang hanya dua kali sejak Agustus.
Tetapi di akhir musim, Juventus menjadi juara dengan 15 kemenangan beruntun.
Gol dari Kalidou Koulibaly tidak serta merta menghapus Juventus sebagai kandidat juara Liga Italia.
Namun, memang apa yang terjadi di Juventus saat ini, sangat bertolak belakang dengan perhitungan di awal musim.
Anomali besar terjadi Liga Italia, ketika juara bertahan Inter Milan kehilangan beberapa pilar seperti Achraf Hakimi, Romelu Lukaku dan nyaris kehilangan Lautaro Martinez.
Dan Antonio Conte yang memilih mengundurkan diri sebagai pelatih, membuat scudetto nampak terbuka untuk Juventus.
Tetapi semua berubah hanya dalam hitungan pekan bagi Juventus, mereka kehilangan Cristiano Ronaldo yang pulang ke Manchester United.