TRIBUNNEWS.COM - Paolo Maldini dan Ricky Massara yang duduk bersebelahan di Anfield, terdiam melihat gol dari sepakan jarak jauh Jordan Henderson.
AC Milan memang harus tertunduk lesu di laga melawan Liverpool di Liga Champions.
Menelan kekalahan 3-2, seolah menjadi penanda yang pahit atas kembalinya Rossonerri setelah 7 musim tidak bisa bersaing di Liga Champions.
Maldini adalah legenda, mengemas 135 penampilan untuk AC Milan di Liga Champions, dengan catatan 8 kali masuk final dan 3 gelar untuk Rossonerri.
Menariknya, Maldini, sebelum pertandingan, menyatakan kembalinya AC Milan ke Liga Champions adalah sebagai "titik refrensi" yang artinya adalah permulaan baru untuk AC Milan.
Baca juga: Franck Kessie, Sang Presiden AC Milan, Idaman Conte, Ambisi Gazidis & Mimpi ke Manchester United
Baca juga: Dampak Instan Antonio Conte Tangani MU - Berkah Pogba & Lindelof, Ronaldo Rawan jadi Penghias Bench
AC Milan baru tiga kali bertemu dengan Liverpool secara resmi, terkahir, keduanya bertemu dalam final di Athena tahun 2007.
Dan menghadapi Liverpool memang menjadi lembaran baru AC Milan untuk musim ini.
Ketika semua terpana dengan van Dijk yang dicadangkan oleh Klopp, Milan mencadangkan Olivier Giroud sebagai penyerang utama.
AC Milan turun dengan rata-rata pemain berusia 25 tahun, dan hanya RB Salzburg yang memiliki rataan lebih muda di starting line-up Liga Champions.
Sebagai pembanding mengenai pengalaman di Liga Champions, total laga pemain AC Milan hanya 24 penampilan dari 11 pemain yang turun.
Sedangkan Liverpool, berjumlah 377 penampilan total di starting line-up mereka.
Simon Kjaer dan Mike Maignan mengemas 6 penampilan, Fikayo Tomori dan Brahim Diaz 4 penampilan dan Theo Hernandez dengan 3 penampilan.
Tetapi, AC Milan nampak seolah menjadi tim dengan pengalaman dan jam terbang yang sama.
20 menit pertandingan memang tidak terlalu menyenangkan untuk AC Milan, dengan Liverpool terus menguasi bola dan mencetak gol cepat.