Veretout bergabung secara pinjaman terlebih dahulu, sebelum dipermanenkan musim lalu, dan kini di bawah Jose Mourinho, ia mengunci satu tempat di lini tengah dan berduet dengan Bryan Cristante.
Cara bermain Veretout memang unik, ia punya kemampuan membawa bola dan umpan yang sangat baik, bahkan ekeskusinya juga istimewa sebagai gelandang.
Sejauh ini, ia mengemas 8 asis dan mencetak 21 gol dalam 87 penampilan di semua ajang untuk AS Roma.
Menariknya, ia juga punya peringai yang keras dan tegas di lapangan, ia tidak segan beradu fisik dengan pemain lawan, dan memiliki akurasi tackle yang luar biasa.
Baca juga: Inter vs Bologna: Ambil Pelajaran dari Kekalahan Lawan Real Madrid, Lautaro Janji Akan Seperti Ini
Baca juga: Berita Juventus, Allegri Singgung Soal Juve Sudah Kebobolan 5 Gol, Chiesa Bisa Main Lawan AC Milan
Data dari Whoscored, akurasinya tackle suksesnya 82 persen, dan hanya kalah dari Gianluca Mancini di AS Roma.
Permainannya dianggap mirip dengan pemain keturunan Indonesia, Radja Nainggolan yang sempat menjadi pujaan di AS Roma.
"Veretout seperti Nainggolan? Dia masih bisa berkembang pesat, tapi katakanlah dia sangat dekat dengannya", ujar Stefano Pioli saat masih di Fiorentina.
Ironisnya, karena persaingan di lini tengah Prancis, ia jarang dipanggil untuk masuk ke Timnas, alasan lainnya karena perselisihan Veretout dengan Dominique Rocheteau selaku direktur teknis Timnas Prancis.
Namun, kini ketegangan tersebut mereda, ia mendapatkan panggilan perdana bersama Timnas Prancis pada Agustus, dan mencatatkan debutnya dalam laga melawan Bosnia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Kini bersama Jose Mourinho, Veretout bak bunga yang mekar dan siap untuk menjadi mesin di lini tengah AS Roma.
Veretout bahkan memuji Jose Mourinho sebagai pelatih yang sangat supportif.
"Hubungan dengan Mourinho sangat baik. Kami bekerja keras dan di saat yang sama, kami sering bercanda di waktu yang tepat," kata Veretout seperti dilansir Football Italia.
Dan bukan tidak mungkin Veretout akhirnya memberikan Scudetto pertama bagi Serigala Ibu Kota pada akhir musim, gelar yang diimpikan selama lebih dari dua dekade.
(Tribunnews.com/Gigih)