Pada musim 2019/2020, Martial menjawab rasa sayang yang ditunjukkan Ole dengan menggelontorkan total 23 gol.
Ia menjadi tulang punggung tim bersama Marcus Rashford yang tak kalah rajin mencetak gol.
Kepergian Lukaku
Moncernya performanya memberikan Solskjaer dilema.
Ia harus memilih antara Romelu Lukaku atau Martial yang harus menjadi ujung tombak tim.
Di eranya, Lukaku lebih banyak mengalah untuk menyisir sisi kanan penyerangan tim.
Itu membuat Anthony lebih berkonsentrasi di dalam kotak penalti lawan.
Solskjaer akhirnya membuat keputusan untuk melego Lukaku dan mempertahankan Martial.
MU mendapat pundi-pundi uang dari penjualan Lukaku untuk membeli pemain yang menjadi incaran sang pelatih.
Boleh jadi keputusan itu disesali oleh sang pelatih sekarang ini.
Pasalnya, Lukaku dan Martial menunjukkan performa yang jomplang setelah tak lagi menjadi rekan satu tim.
Penyerang asal Belgia itu sukses mengemas 87 gol untuk Inter Milan dan timnas selama berkarier di tanah Italia.
Sedangkan Martial masih mengais sisa-sisa ketajaman yang membuatnya sempat menorehkan 23 gol bersama Setan Merah.
Tottenham Siap Menampung