News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AC Milan

Langkah Wajib AC Milan Sabet Scudetto Serie A - Konsistensi Diaz, Ledakan Tonali & Rotasi Pioli

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pemain AC Milan merayakan setelah mencetak gol pada pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Juventus dan AC Milan di stadion Juventus di Turin, pada 19 September 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Perebutan Scudetto menjadi bahasan utama dari gelaran Liga Italia yang melibatkan klub elite seperti Inter Milan, AC Milan, AS Roma, Napoli hingga Juventus.

Meski terlalu dini untuk melihat siapa tim yang bisa menyegel mahkota gelar Liga Italia, namun ada beberapa tim yang berhasil menunjukkan konsistensinya.

Satu di antara yang paling jelas adalah AC Milan.

Menganut filosofi "Percaya Prosos" menjadi lanadasan utama mengapa tim besutan Stefano Pioli ini terus berkembang ke arah yang lebih baik.

Baca juga: Bursa Transfer - Kans AC Milan Pinang Luis Alberto, Chelsea Blusukan di Italia, MU Obral van de Beek

Baca juga: Kabar Milan, Donadoni Sebut Tonali Berubah Total, Pioli: Kessie Tetap Gahar, Agen: Tanya Direktur!

Pelatih AC Milan Italia Stefano Pioli memberi isyarat selama pertandingan sepak bola Grup B putaran pertama Liga Champions UEFA antara Liverpool dan AC Milan di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 15 September 2021. AFP/Paul ELLIS (AFP/PAUL ELLIS)

Pioli, menjadi dalang utama dari proyek jangka panjang Rossoneri terus bergerak sesuai jalur yang telah disusun.

Namun Il Diavolo Rosso juga wajib bercermin atas kegagalannya di musim lalu untuk menjaga posisi mereka.

Musim 2020/2021, Zlatan Ibrahimovic dkk di gadang-gadang mampu menyabet Scudetto sekaligus menghentikan dominasi Juventus.

Bahkan tanda-tanda AC Milan menjadi juara sudah terlihat. Tepatnya saat mereka meraih Campione d'Inverno alias juara paruh musim.

Namun mimpi indah AC Milan seketika pupus lantaran berbagai masalah. Mulai dari menukiknya performa hingga badai cedera yang menerpa.

Catatan utama yang perlu digarisbawahi Rossoneri untuk merengkuh Scudetto musim ini adalah pembelajaran musim lalu agar tak kecele.

Berikut sejumlah langkah yang wajib dilakukan si Merah-Hitam agar bisa menyudahi dahaga gelar Serie A Liga Italia.

1. Kebijaksanaan Rotai Stefano Pioli

Tidak bisa dipungkiri bahwa musim lalu masalah utma AC Milan adalah cedera yang dialami pemain pilarnya.

Imbas dari menepinya pemain seperti Zlatan Ibrahimovic, Ante Rebic hingga Kjaer menurunkan intensitas dan semangat juang tim.

Hasilnya memang kurang maksimal di akhir musim

Kini, Pioli dapat menengok kebelakang untuk dijadikan referensi bagaimana seharusnya ia mengambil keputusan soal rotasi pemain.

Ia tidak bisa melulu mengandalkan nama Zlatan Ibrahimovic maupun Ante Rebic utuk tampil full dalam satu musim.

ia wajib menemukan solusi bagaimana meramu starting line-up yang kompetitif.

Di sisi lain, Pioli juga mempunyai kesempatan untuk memberikan menit bermain kepada pemain muda seperti Daniel Maldini, Leao maupun Kalulu.

Rotasi terhadap pemain pilar dapat dilakukan ketika pemain penggantinya, khususnya amunisi muda dapat diberikan tanggung jawab yang besar.

Pemain depan AC Milan Prancis Olivier Giroud merayakan dengan gelandang AC Milan Spanyol Brahim Diaz dan rekan setimnya setelah mencetak gol ketiga timnya selama pertandingan sepak bola Serie A Italia AS Salernitana vs AS Roma pada 29 Agustus 2021 di stadion Arechi di Salerno. (MIGUEL MEDINA / AFP)

2. Kontiunitas Brahim Diaz

Ada hikmah di balik kepergian Hakan Calhanoglu, yakni makin matang dan moncernya permainan Brahim Diaz.

Torehan empat gol dan dua assistnya menjadikan BraHim Diaz kian nyetel dengan permainan ala Pioli.

Terlebih lagi, Brahim Diaz memiliki perbedaan dengan Hakan Calhanoglu.

Jika Calha merupakan trequartista yang merangkap sebagai gelandang, maka Brahim Diaz adalah penyerang lubang yang kerap beroperasi di dalam kotak pena;ti lawan.

Hal ini yang melandasi mengapa Brahim Diaz sangat dibutuhkan untuk menjaga konsistensinya demi permainan tim.

Ia dapat menjadi pemecah kebuntuan jika lini serang mengalami deadlock.

Singkirkan dulu kekuarangan sang pemain 22 tahun untuk urusan postur dan fisiknya.

Keunggulan dribel dan agresifitas menyerang eks Manchester City ini lebih pantas untuk disorot dalam membantu pergerakan roda proyek AC Milan.

3. Sandro Tonali Makin Tokcer

Perlahan namun pasti, The Nezt Andrea Pirlo meilik AC Milan ini berhasil menemukan bentuk permainan terbaiknya.

Tak melulu soal kemampuan passing dan aliran bola di lapangan tengah, namun ia juga dapat menjadi Kessie seri kedua.

Piawai di lapangan tengah namun handal dalam melesakkan gol menjadi atribut yang mulai melekat dengan mantan pemain Brescia ini.

Nilai plusnya adalah, Tonali memiliki keunggulan dalam mengeksekusi tendangan bebas.

Bentuk permainannya saat ini memang belum bisa disetarakan dengan Kessie ataupun Bennacer yang mampu konsisten.

Namun seiring dengan menit berain yang reguler, Tonali adalah jendral lapangan tengah yang sangat dibutuhkan AC Milan di masa mendatang. Termasuk bagi era keemasan Italia di event Dunia.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini