News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Steve Bruce & Nasib Buruk Pelatih Lokal di Liga Primer Inggris: Sekelumit, Terdepak, Minim Prestasi

Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih kepala Newcastle United Inggris Steve Bruce menyaksikan pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Crystal Palace di St James 'Park di Newcastle upon Tyne, Inggris timur laut pada 2 Februari 2021. STU FORSTER / POOL / AFP

Musim lalu saja (2020/2021) para peraih gelar di Serie A, La Liga, Bundesliga hingga League 1, berhasil diraih oleh tim yang dinahkodai oleh pelatih-pelatih lokal.

Inter Milan bersama Antonio Conte, Atletico Madrid bersama Diego Simeone, Bayern Munchen bersama Hans-Dieter Flick, dan Lille OSC bersama Christophe Galtier.

Tim-tim elit di Liga Primer Inggris lebih mempercayakan timnya untuk ditukangi oleh pelatih asing, juru taktik asal Jerman menjadi yang paling favorit.

Pelatih Liverpool asal Jerman Jurgen Klopp bereaksi selama pertandingan sepak bola grup B putaran pertama Liga Champions UEFA antara Porto dan Liverpool di stadion Dragao di Porto pada 28 September 2021. MIGUEL RIOPA / AFP (MIGUEL RIOPA / AFP)

Sebenarnya, asa untuk menghadirkan pelatih lokal hebat pernah terlahir dalam diri Frank Lampard.

Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya, Chelsea.

Musim pertamanya bersama Chelsea berjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawa The Blues untuk finish di peringkat empat klasemen Liga Primer Inggris.

Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain-pemain muda.

Nama-nama seperti Mason Mount, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori adalah deretan pemain muda yang ia bawa pulang dari masa peminjaman untuk mendapatkan tempat mengisi skuat inti The Blues.

Debut Lampard yang meyakinkan tersebut, membuat Roman Abrahamovic semakin percaya dengannya.

Untuk menaungi Liga Primer Inggris musim 2020/2021, Abrahamovic menggelontorkan dana sebesar 200 juta euro atau sekitar 3,2 triliun rupiah sebagai modal belanja pelatih asal Inggris itu.

Namun, hal tersebut justru menjadi bencana untuk Lampard.

Nama-nama besar yang ia boyong tak mampu ia kombinasikan dengan skuat muda miliknya.

Alhasil, Chelsea dibawanya tercecer di papan tengah Liga Primer Inggris hingga pekan ke-13.

Pelatih kepala Chelsea Inggris Frank Lampard memberi isyarat di pinggir lapangan selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Chelsea dan Aston Villa di Stamford Bridge di London pada 28 Desember 2020. (John Walton / POOL / AFP)

Kondisi tersebut membuat Abrahamovic geram dan memecatnya pada bulan Januari untuk digantikan oleh juru taktik asal Jerman, Thomas Tuchel.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini