"Ini kemauan dari pemain, kemauan dari kami untuk memperbaiki. Ke depan, dukungan, doa restu tetap kami butuhkan, perjalanan belum selesai, kami masih jauh.
"Hasil ini juga bukan hasil yang terbaik, mudah-mudahan ke depan semakin baik," tambahnya.
Lebih lanjut Seto menilai, Aditya Putra Dewa dan kolega belum bisa tampil lepas di babak pertama maupun babak kedua.
Sehingga, Laskar Mataram ditekan di beberapa kesempatan, juga gagal menciptakan gol meski beberapa kali mendapatkan peluang menyerang dengan mengandalkan counter attack.
"Mungkin dari hasil tidak maksimal, tapi kami syukuri dapat poin 1." ucap Seto.
"Di babak pertama maupun babak kedua saya masih merasakan bahwa pemain belum bisa tampil lepas, masih ada beban di sana. Jadi, dengan hasil hasil ini kami syukuri.
"Di babak pertama sedikit memang kami tertekan, tapi kami mencoba untuk bermain dengan apa yang menjadi karakter kami, tapi ya belum maksimal meskipun ada beberapa peluang di sana," lanjutnya.
"Di babak kedua, sementara kami dengan ketegangan yang ada, pemain masih merasa belum lepas, stamina mulai turun, jadi kami mulai banyak diserang.
"Tapi saya bersyukur ada kemauan dari pemain ingin bermain dengan baik, tidak mengulang pertandingan-pertandingan sebelumnya," tukas pelatih berusia 47 tahun ini.
Eko Purdjianto
Jika Seto merasa bersyukur maka beda halnya dengan Eko Purdjianto yang menjabat sebagai nahkoda Persis Solo.
Eks asisten pelatih Bali United ini mengajukan permohonan maaf kepada seluruh pendukung Persis Solo yang merasa kecewa dengan hasil imbang tersebut.
“Pertama mohon maaf, kita sudah berusaha maksimal dengan pergantian pemain dan bermain lebih menyerang lagi." ujar Eko Purdjianto dikutip dari laman Persis.
"Tapi hasilnya satu poin, tentu menjadi kerugian besar untuk kami yang mengincar tiga poin,” imbuhnya.