Selama berkostum Inter, Lukaku bergerak begitu dinamis, ia seringkali bergerak ke kiri, kanan, dan tengah untuk menjemput bola, itulah yang membuat dia mampu mencari ruang untuk melakukan shooting.
Meskipun berbadan besar, ia tak kehilangan kecepatannya, Lukaku masih dapat berlari dan lihai dalam mendribel bola.
Tuchel tak memanfaatkan Lukaku untuk bergerak bebas, bersama Chelsea, ia lebih banyak berada di kotak penalti menunggu umpan datang dari para pemain The Blues lainnya.
Hal tersebut membuat Lukaku kesulitan untuk mencari ruang kosong dari second line.
Pertandingan melawan Malmo nanti malam memang harus dimanfaatkan Tuchel untuk mengembalikan ketajaman sang pemain.
Dalam skema 3-5-2 atau 3-4-3 miliknya, untuk menemani Lukaku, Tuchel bisa memasang Mason Mount dan Kai Havertz yang begitu cair ketika berada di depan.
Pergerakan mereka tak selalu berawal dari samping, namun juga ke depan dan tengah, itu dapat membuat Lukaku dapat bergerak leluasa mengisi kekosongan dan tak melulu berada di tengah.
Bukan tak mungkin, jika Lukaku berada dalam skema dan sokongan yang tepat, ia akan menunjukan tajinya di laga malam nanti melawan Malmo, dan mengakhiri paceklik golnya yang sudah bertahan di tujuh pertandingan.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)