Van Dijk memberikan rasa aman di pertahanan Liverpool dengan menjadi pemimpin di barisan belakang.
Pemain asal Belanda tersebut handal dalam urusan membaca alur bola, memenangkan duel dan menutup pergerakan lawan.
Dilansir Fbref, aerials won Van Dijk berada di angka 4.00 per pertandingan, tertinggi diantara pemain Liverpool lainnya, catatan merebut bolanya juga sangat baik, 80% pergerakan lawan berhasil direbut oleh Van Dijk.
Tak cuma handal dalam bertahan, pemain berusia 30 tahun tersebut juga menjadi sosok penting bagi The Reds dalam hal membagi bola, itu sangat membantu Liverpool untuk membangun serangan dari belakang.
Catatan umpan bawah sukses berada di angka 98,1%, sedangkan umpan udara berada di angka 79,4%.
Kelebihan Van Dijk sangat efektif dalam Liverpool untuk menguasai pertandingan, Liverpool mencatatkan penguasaan bola 68,2% di musim ini.
Dengan kelebihannya tersebut, ia juga aktif mengirim umpan diagonal ke depan untuk memberi bola ke wingback Liverpool yang aktif membantu serangan.
Moncernya Mohamed Salah
Lancarnya alur serangan Liverpool juga memberi impact untuk moncernya performa Mohamed Salah, pemain asal mesir tersebut berhasil tampil bertaji musim ini.
Dua gol Salah ke gawang Atletico Madrid membuat namanya tercatat sebagai top skor Liverpool sepanjang masa di Liga Champions dengan torehan 31 gol.
Salah berhasil melewati torehan Steven Gerrard yang hanya mampu menciptakan 30 gol.
Yang lebih spesial, pemain berpostur 175 cm tersebut mampu mengumpulkan pundi-pundi 31 gol hanya dari 48 pertandingan.
Sedangkan sang legenda membutuhkan 87 pertandingan untuk mampu mencetak 30 gol ke gawang lawan.
"Setelah dua gol yang dia (Salah) buat, kebanyakan orang tiba-tiba berpikir bahwa dia bisa menjadi pemain terbaik di dunia itu sedikit aneh," Kata Jurgen Klopp.