Catatan intersep mereka adalah 67 dan 64, tertinggi diantara pemain The Hammers lainnya.
Itu dalam urusan bertahan, dalam proses menyerang atau melakukan build up serangan, kedua pemain tersebut juga menjadi kunci.
Khusunya Declan Rice, eks akademi Chelsea itu terbilang pandai dalam mengalirkan bola. Rasio pass completionnya mencapai angka 87,1%,
sementara umpan jarak jauh ke arah kotak penalti mencapai angka 90,2%.
Statistik tersebut merupakan yang terbaik di West Ham mengungguli Tomas Soucek yang juga dikenal memiliki kemampuan membagi bola yang mumpuni.
Sebagai seorang gelandang bertahan, Rice juga memiliki kemampuan dribel yang ciamik. Rasio successful dribblenya berada di angka 82.4%,
Bisa dibilang, peran kedua gelandang bertahan West Ham tersebut adalah kunci dari skema milik Moyes, ketika kedua gelandang tersebut mampu berperan dengan maksimal, para barisan pemain depan The Hammers akan dapat leluasa mengekspolitasi pertahanan lawan.
Moyes selalu memasang satu gelandang serang yang memiliki cepetan dan kemampuan dribel yang mumpini, ketika di musim lalu ada seorang Jesse Lingard.
Musim ini Moyes begitu mengandalkan peran Said Benrahma, tak hanya cepat, pemain asal Aljazair tersebut juga memiliki kreativitas yang tinggi.
Catatan umpan kuncinya berada di angka 2.0 per pertandingan, menjadi yang tertinggi diantara pemain West Ham lainnya.
Peran utama Benrahma adalah melayani goal getter The Hammers, Michail Antonio.
Antonio merupakan striker polesan Moyes yang namanya melejit berkat kecerdasan juru taktik asal Skotlandia tersebut melihat potensi sang bomber.
Perjalanan karier Antonio bisa dibilang biasa-biasa saja hingga musim 2018/2019.
Barulah di musim 2020/2021 dan musim baru 2021/2022 namanya mencuat ke permukaan sebagai bomber subur di Liga Primer Inggris.