TRIBUNNEWS.COM - Keluh kesah akan rasa frustrasi diungkapkan oleh mantan pemain Timnas Italia, Alberto Aquilani.
Meski pernah membela tim-tim elite Eropa, namun Alberto Aquilani tak benar-benar menemukan sentuhan terbaiknya.
Dapat disebut, bekas pemain AC Milan, Liverpool dan Juventus ini bak bunga yang layu sebelum berkembang.
Lantas apa yang menyebabkan Aquilani frustrasi semasa membela tiga tim besar tersebut? Jawabannya ialah image buruk yang tak pernah lepas dari dirinya.
Baca juga: Renato Sanches Luput, AC Milan Gebet Pemain Gratisan Milik Marseille Pengganti Franck Kessie
Baca juga: Liverpool vs Arsenal Liga Inggris, Kesengsaraan Klopp & Kecemasan Arteta soal Kondisi Pemain
Aquilani pertama kali menginjakkan kakinya di Britania Raya pada tahun 2009.
Dia dipinang Liverpool dari klub kota Roma, AS Roma.
Aquilani diberikan kontrak jangka panjang. Oleh Rafael Benitez sebagai pelatih saat itu, Aquilani diberikan masa bakti selama lima tahun di Anfield Stadium.
Sayang, pergantian pelatih dari Benitez ke Hudgson membuat menit bermain sang gelandang serang semakin minim.
Berkurangnya menit reguler untuk bermain membuat Aquilani kemudian dipinjamkan ke Juventus pada musim 2010.
Ia juga tak menemukan bentuk permainan terbaiknya bersama Bianconeri. Pun sama halnya ketika ia dipinjamkan The Reds ke AC Milan pada musim 2011.
"Saya memiliki kontrak jangka panjang bersama Liverpool," terangnya, dikutip dari laman Daily Mail.
"Saya memiliki opsi untuk lebih lama bertahan dan menemukan kembali sentuhan terbaikku."
"Namun saya tidak melakukan itu di Liverpool dan memilih untuk mencari klub baru."
Aquilani tergolong pemain kaki kaca. Riwayat cedera yang dia miliki membuat kualitasnya tak benar-benar dapat dimaksimalkan.
"Saya mellihat ada pemain di sana (Liverpool) yang memiliki kontrak besar dan hanya jadi pemain cadangan, itu menurutku tak bagus."
"Namun kepindahan yang saya lakukan ke AC Milan dan Juventus juga pilihan yang tepat pada akhirnya."
"Satu hal yang membuat saya frustrasi, saya dikenang sebagai pemain dengan citra yang buruk (kondisi fisik)."
Tidak bisa dipungkiri bahwa Liverpool memang memiliki ekspektasi tinggi kepada Aquilani.
Namun pada kenyataannya, ia tidak bisa menjawab harapan yang disangkutkan oleh pendukung The Reds.
"Mereka menghabiskan banyak uang tetapi saya tidak melakukan terlalu banyak. Ini membuat frustrasi tapi itu kenyataan dan saya tidak bisa berbuat apa-apa"
"Saya adalah pemain yang banyak melakukan kesalahan dalam kebijkan perpindahan klub," akunya.
Setelah lepas dari Liverpool, Aquilani mencari peruntungannya bersama Fiorentina maupun klub medioker Serie A lainnya.
Praktis, pada tahun 2019, eks pemain AS Roma itu memutuskan untuk gantung sepatu.
(Tribunnews.com/Giri)