Ia semakin haus mencetak gol dan menyumbangkan trofi.
Ronaldo menjadi mesin pencetak gol yang menembak di seluruh area lini depan.
Tak peduli kiri, kanan, atau tengah, Ronaldo tampil bertaji.
Musim perdananya di La Liga Spanyol (2009/2010), ia sukses menorehkan 26 gol.
Menghitung di seluruh kompetisi (Liga Champions), Ronaldo membuat publik Santiago Bernabeu takjub dengan lesatan 33 gol.
Lalu, kedatangan Jose Mourinho di Real Madrid mengubah peran yang diemban Ronaldo.
The Special One membentuknya sebagai penyerang kiri yang memiliki kebebasan untuk bermain dalam dan menyisir area sayap.
Apakah jumlah gol Ronaldo berkurang? Tentu saja tidak.
Di era kepelatihan Mourinho, CR7 sukses menyumbangkan 168 gol dari 164 pertandingan. Torehan yang tak masuk akal sebagai pemain sayap.
Ronaldo sejatinya adalah satu dari sedikit pemain yang bisa bermain di lebih dari satu posisi dengan sama baiknya.
Laga debutnya di Manchester United, dia bermain di gelandang kiri, dengan keleluasaan untuk berpindah sisi. Lalu, dia permanen di posisi gelandang kanan.
Dia bisa didorong lebih ke depan memanfaatkan kemampuannya mencari ruang di area pertahanan lawan membuatnya dipercaya sebagai target man.
Ronaldo mampu mencetak gol dengan pergerakannya sendiri, yaitu berlali dan melewati lawan, ia juga dapat mencetak gol dari luar kotak penalti memanfaatkan kualitas tendangannya.
Cristiano Ronaldo tidak terlalu butuh peluang besar agar mencetak gol, karena ia mampu memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk dapat ia sarangkan ke gawang lawan.