Kemampuan passing serta visinya memudahkan Dewangga untuk memberi rasa aman di jantung pertahanan Garuda.
Lalu, saat dirinya bermain sebagai gelandang bertahanan dalam pakem 4-2-3-1 yang diterapkan Tae-yong.
Pemain berusia 20 tahun itu bertugas sebagai pivot yang rajin memberi through pass kepada barisan penyerang Timnas Indonesia.
Ia juga menjadi orang pertama yang menghalau serangan lawan transisi dari menyerang ke bertahan.
Tak ada yang mengira bahwa Dewangga dapat tampil secemerlang itu, usianya baru 20 tahun, pengalaman berkompetisi di Liga pun juga sedikit.
Namun, berkat kepercayaan dan polesan Shin Tae-yong membuat Dewangga melejit dan menjadi salah satu pemain terbaik di gelaran Piala AFF tahun ini.
Jika Dewangga di sektor bek tengah dan sentral, maka dari sisi tepi pertahanan Timnas Indonesia ada nama Pratama Arhan yang tampil melejit.
Torehan dua golnya menjadi bukti dari kegemilangan Arhan dalam gelaran Piala AFF 2020.
Arhan merupakan full back kiri modern yang begitu rajin membantu serangan, kemampuan dribel dan kecepatan yang dimilikinya memudahkannya melakukan fenetrasi dari sisi tepi.
Tak hanya itu, Arhan juga memiliki akurasi passing dan crossing yang ciamik, beberapa kali umpannya dari sektor kiri membahayakan pertahanan alwan.
Pemain kelahiran 21 Desember 2021 ini juga menjadi algojo utama bola mati Timnas Indonesia terutama saat corner kick dan lemparan ke dalam.
Ya, satu hal yang paling menarik dari Pratama Arhan adalah kemampuannya dalam mengeksekusi lemparan ke dalam.
Ia mampu melempar bola dari jarak 20 hingga 30 meter, hal tersebut membantu Timnas Indonesia untuk menciptakan skirmish di kotak penalti.
Meski terlihat sepele, hal tersebut begitu vital untuk Indonesia mampu menciptakan gol lewat situasi yang tak terduga.
Baca juga: Kontroversi Laga Indonesia vs Singapura: Gol Pratama Arhan Berbau Offside & 3 Kartu Merah
Baca juga: Melejit di Timnas Indonesia, Pratama Arhan & Alfeandra Dewangga Dilirik Klub Eropa dan Korsel