TRIBUNNEWS.COM - Partai semifinal Carabao Cup menghadirkan partai menarik, yaitu bertemunya Chelsea vs Tottenham Hotspurs pada Kamis, (06/01/2022) dini hari.
The Blues tercatat belum terkalahkan secara beruntun dalam 8 laga di semua ajang (5 seri, 3 menang).
Adapun di kubu Spurs, catatannya adalah tidak tumbang dalam 5 laga terahir (2 imbang dan 3 menang).
Minggu kemarin (2/1/2021), Chelsea menahan imbang rivalnya, Liverpool, dengan skor 2-2.
Sempat tertinggal 0-2 terlebih dahulu, The Blues mampu membalas lewat aksi Mateo Kovacic dan Cristian Pulisic.
Sementara itu, Tottenham baru berhasil menundukkan tuan rumah Watford pada 1 Desember 2022. The Lilywhites menang tipis 0-1 berkat gol dari Davinson Sanchez.
Performa lini depan Chelsea tidak hanya impresif di ajang Liga Primer League (EPL), tetapi juga dalam kompetisi Piala Liga.
Baca juga: Rujuk Kembali dengan Chelsea, Lukaku Berjanji Bawa The Blues Terbang Tinggi Lagi
Baca juga: Liga Inggris: Ratapan Chelsea & Liverpool di Tengah Melesatnya Performa Manchester City
Di setiap laga Carabao Cup, mereka rerata mampu melesakkan 19 tembakan dan menghasilkan rata-rata 1,3 gol.
Kesempatan untuk menambah pundi-pundi gol berada di pundak Mason Mount yang sedang on fire dan menjadi ajang penembus dosa bagi Romelu Lukaku yang membuat kegaduhan karena sesi wawancaranya bersama Sky Sports.
Thomas Tuchel telah memastikan bahwa nama Lukaku akan kembali dimasukkan ke dalam skuat usai sempat diparkir pada laga melawan Liverpool di Liga Inggris.
"Romelu Lukaku meminta maaf dan dia kembali ke skuat. Bagi saya penting untuk memahami bahwa itu [wawancara] tidak disengaja dari Romelu. Ini tidak sebesar yang diinginkan orang - ini tidak kecil tetapi kami bisa bertahan tenang dan terima permintaan maafnya," Kata Tuchel dilansir Sky Sports.
Menghadapi Tottenham Hotspurs di ajang liga domestik, tentu Lukaku berkesempatan besar untuk tampil dari menit awal.
Kegaduhan yang ia buat di pekan ini berkesempatan besar untuk ia tebus dengan mencetak gol dan memberi kemenangan untuk Chelsea.
Keluhannya mengenai sistem yang dipakai Thomas Tuchel serta janji akan bekerja keras saat proses wawancara seharusnya mampu ia buktikan disaat kesempatan kedua seperti ini.
jika dilihat dari kualitas Romelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.
Lukaku hanya membutuhkan gol untuk menembus dosanya kepada The Blues, seret gol yang ia alami harus segera di akhiri dan pertandingan melawan Everton-lah momentumnya.
Tuchel pun sebenarnya begitu terpesona dengan atribut yang dimilik Lukaku, ia percaya bahwa pria asal Belgia itu adalah atlet yang mentereng.
“Dia (Lukaku) adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," Kata Tuchel dilansir Football London.
"Kami meyakini dia akan mencetak gol kembali, tak ada alasan baginya untuk berhenti mencetak gol, kami menunggu itu," lanjut juru taktik asal Jerman itu.
Spurs adalah salah satu tim yang lemah dalam bertahan, mereka sudah kebobolan sebanyak 21 kali dari 19 pertandingan di Liga Inggris.
Rapuhnya pertahanan Tottenham seharusnya bisa dimanfaatkan Tuchel untuk menyokong peforma Lukaku dan membuat sang striker tampil tajam meski dengan sistem yang sempat Lukaku keluhkan.
Paceklik gol yang dialami Lukaku sudah terlalu panjang, momentum seperti ini harus mampu dimanfaatkan Tuchel untuk mengembalikan kepercayaan diri dan performa striker bertubuh tambun tersebut.
Baca juga: Thomas Tuchel dan Romelu Lukaku Telah Berdamai, Media Sebut Telah Mengadakan Pembicaraan Positif
Lukaku akan disokong oleh Mason Mount untuk membuka keran golnya kembali, dari sisi tepi, ada Hakim Ziyech yang siap melayani di tengah.
Mason Mount adalah salah satu pemain Chelsea yang penampilannya paling konsisten, baik di era kepelatihan Lampard atapun Tuchel, ia selalu menjadi pilihan utama dan tampil memuaskan.
Pemain berusia 23 tahun tersebut sejatinya bukanlah seorang pencetak gol handal, perannya lebih mumpuni sebagai seorang penyambung antara lini tengah menuju depan permainan The Blues.
Catatan 7 gol 4 assistnya adalah bonus untuk The Blues, atributnya lebih besar dari sekedar menyumbangkan namanya di papan skor.
Dan sang juru taktik, Thomas Tuchel paham betul akan potensi dan atribut seorang Mason Mount. Ia memberi kebebasan Mount untuk bergerak dan mengatur serangan Chelsea di tengah ataupun samping.
Mount adalah pemain versatile. Dalam skema dasar 3-4-3 atau 3-4-2-1 yang digunakan eks pelatih PSG tersebut, ia bisa masuk dalam berbagai posisi yang ditugaskan sang juru taktik.
Ia dapat dimainkan di posisi winger kanan, winger kiri, dan memainkan peran no. 10. meskipun seringkali bermain sebagai winger peran utama Mount adalah sebagai playmaker yang diandalkan The Blues untuk merusak kenyamanan bek lawan dalam bertahan.
Visi bermain dan keuletannya dalam mencari ruang begitu baik, sehingga ia tak kesulitan untuk memberi kontribusi yang memuaskan sang pelatih.
Sebagai seorang playmaker, Mount membuktikan diri sebagai kreator serangan yang handal.
Serangan-serangan Chelsea banyak berasal dari kakinya, dilansir FBref dan Sofascore, catatan umpan kuncinya berada di angka 2,21 per pertandingan. Menjadi yang paling tinggi diantara pemain The Blues lainnya.
Sering melakukan umpan beresiko dan terobosan yang rawan dipotong bek lawan, catatan pass completion Mount masih sangat baik yaitu di angka 83% per pertandingan.
Selain diyakini akan mencetak gol, dirinya juga diharapkan mampu menjadi pelayan yang tepat untuk memanjakan Romelu Lukaku di depan.
Prediksi Susunan Pemain:
Chelsea (3-4-2-1):
Kepa; Sarr, Rudiger, Silva; Simons, Jorginho, Kovacic, Alonso; Mount, Ziyech; Lukaku.
Pelatih: Thomas Tuchel.
Tottenham Hotspur (3-4-2-1):
Lloris; Sanchez, Dier, Tanganga; Doherty, Winks, Hojbjerg, Reguilon; Lo Celso, Moura; Kane
Pelatih: Antonio Conte.
(Tribunnews.com/Deivor)