Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sejak tahun 2017 lalu, Mahdiar telah bergabung dengan Persikota Tangerang sebagai manajer tim.
Bagi Mahdiar, tak sampai hati rasanya melihat tim yang ia cintai sejak puluhan tahun lamanya terjerambab di kasta ketiga.
Dengan sejarah yang pernah dicatatkan oleh Persikota seperti Juara Divisi Dua Iiga Indonesia tahun 1995-1996, juara Divisi Satu Liga Indonesia 1996-1997, semifinal divisi utama 1999-2000, Mahdiar menyebut Persikota tak seharusnya berada di Liga 3, liga yang santer dipanggil liga amatir.
"Bagaimanapun saya sendiri lahir dan tinggal di Kota Tangerang. Semenjak saya SMP, saya tahu Persikota sebagai tim kebanggan Kota Tangerang," ujarnya, Kamis (13/1/2022).
Bahkan masa kecil Mahdiar adalah sebagai penonton dan pendukung Persikota.
Bersekolah di SMP 1 Kota Tangerang membuat Mahdiar juga pernah curi-curi waktu demi menonton Persikota.
Ia pun mengetahui banyak kisah-kisah dari Persikota yang membuatnya jatuh cinta.
Cinta kecilnya pun membawanya mau mengurusi tim sebagai manajer di tahun 2017. Sebagai manajer, ia ingin memberikan yang terbaik untuk kebangkitan Persikota.
"Saya yakin setiap manajemen di setiap masanya berusaha yang terbaik untuk tim ini agar tetap eksis. Namun, sangat dinamis perkembangan tim-tim, dan saat itu pembiayaan terhadap tim berubah dari bisa didanai oleh APBD, hingga dilarang dan menjadi bersaing sebaik mungkin. Mungkin saat itu Persikota tidak bisa survive (bertahan)," terangnya.
Diawal jabatannya sebagai manajer tahun 2017, Persikota belum mampu berbicara banyak.
Barulah di musim kedua bisa menjuarai Liga 3 provinsi Banten.
Bahkan tahun 2019 Persikota melenggang ke fase nasional. Namun gagal naik kasta.
"Semua perjalanan yang kami lalui jadi bahan evaluasi. Tahun ini kami berharap sekali Persikota bisa merangkak naik. Mudah-mudahan Februari ini naik ke fase nasional dan bisa menjadi bagian dari delapan tim yang lolos ke liga 2," tuturnya.