TRIBUNNEWS.COM, DAKAR- Cerita baik datang dari pesepak bola Senegal, Sadio Mane. Disebutkan, Sadio Mane bersedia membayar tagihan rumah sakit untuk biaya seorang anak dengan cedera yang mengancam jiwa selama Piala Afrika 2021.
Superstar Senegal melakukan tindakan kebaikan luar biasa lainnya saat pergi bersama Singa Teranga di Kamerun.
Sadio Mane tidak hanya pemain brilian di lapangan, membantu Liverpool memenangkan Liga Premier dan Liga Champions UEFA, membawa Senegal meraih gelar Piala Afrika pertama, tetapi dia juga manusia yang luar biasa di luar lapangan.
Kerendahan hati dari mantan pemain sayap Southampton didokumentasikan dengan baik. Meskipun demikian, kisah mengharukan lainnya yang melibatkan pemain berusia 29 tahun telah muncul.
Hal itu telah membuatnya semakin dihormati oleh para penggemar di seluruh dunia. Tindakan kebaikan terbarunya datang saat berada di Piala Afrika.
Seperti dilansir media Senegal, Sene Web, saat berada di Kamerun bersama Lions of Teranga, superstar Liga Premier membayar seluruh tagihan rumah sakit untuk biaya seorang anak dengan cedera yang mengancam jiwa.
Bagaimana ini bisa terjadi? Begini ceritanya.
Selama pertandingan babak 16 besar Senegal, Mane dipaksa keluar lapangan setelah mengalami gegar otak.
Meskipun tidak ada yang serius, penyerang dibawa ke rumah sakit untuk tindakan pencegahan dan akhirnya bermalam di sana.
Saat berada di rumah sakit, dia mendengar sebuah keluarga menangis setelah putra mereka ditabrak sepeda motor.
Menurut seorang tamu di saluran Kamerun Equinoxetv, anak laki-laki itu berada di ambang kematian.
Tetapi keluarga tidak mampu membayar perawatan.
Di sinilah hati Mane tersentuh dan dia melangkah, dengan bintang Liverpool menawarkan untuk menangani semua biaya setelah mendengar ceritanya.
"Saya rasa saya telah memberi tahu Anda tentang sikap murah hati yang dibuat Sadio Mané di Bafoussam demi sebuah keluarga," kata seorang warga di Equinoxetv, seperti dilansir Daily Mail.
“Yang terakhir dalam kesusahan karena sepeda motor menabrak anak mereka yang patah tulang dan luka di sekujur tubuhnya; dia hampir mati dan orang tuanya tidak mampu membayar untuk perawatan".
"Sadio, yang berada di rumah sakit ini, menemukan keluarga yang berduka ini dan bertanya kepada mereka apa yang terjadi".
"Kami menjelaskan situasinya kepadanya dan dia memberi mereka 400.000 FCFA yang melegakan keluarga ini".
"Saya percaya bahwa berkat ini, (perbuatan baik Sadio Mane, red ) dibalas hari ini oleh TUHAN."
Sementara 400.000 FCFA bukanlah jumlah uang yang luar biasa untuk Sadio Mane, karena artinya hampir $700 (Rp 10 juta).
Fakta bahwa Sadio meluangkan waktu untuk memeriksa keluarga dan merogoh sakunya sendiri membuktikan karakter seorang Sadio Mane yang dermawan.
Tentu saja, ini bukan hal baru karena Mane telah membantu membangun sekolah di negara asalnya sambil berkontribusi secara finansial untuk perjuangan bangsa Senegal melawan COVID-19.
Kisah Sadio Mane Mengawali Karier Sepak Bola
Sadio Mane kini menjadi pahlawan Senegal yang berhasil membawa timnasnya menjadi juara Piala Afrika.
Kariernya dibangun melalui jalan berliku. Dia melewati kesulitan demi kesulitan terutama di awal kariernya.
Perjalanan hudup yang tidak mudah. Dia berusaha keras untuk meraih mimpinya menjadi pesepak bola.
Dia pernah mengungkapkan awal mula dia membangun kariernya sebagai pesepak bola.
Pada 2019 lalu, Mane sempat menceritakan kisahnya kepada media Prancis, France Football.
Cerita itu kini kembali muncul setelah Sadio Mane bersama Senegal berhasil menjadi juara Piala Afrika.
Karier Sadio Mane begitu cemerlang sebagai pesepak bola. Namun, perjalanannya untuk mencatatkan tinta emas tak diraih dengan mudah.
Sama seperti kebanyakan orang di Afrika, Sadio Mane juga memiliki masa-masa sulit karena memiliki keterbatasan ekonomi.
Akan tetapi, hal tersebut tak memadamkan api semangat Mane yang bertekad menjadi pesepak bola profesional.
Saat masih berusia 16 tahun, Mane membuat keputusan besar dalam hidupnya. Pemain kelahiran Sedhiou ini nekat pergi ke Dakar, ibu kota Senegal, untuk bergabung dengan sebuah akademi sepak bola.
Mane muda seolah tak peduli dengan keterbatasannya.
Bermodalkan uang pinjaman dari sang sahabat, dia berjuang untuk mewujudkan mimpinya dimulai dari belajar di akademi.
Orangtua Mane sebetulnya tidak mengizinkannya meninggalkan sekolah, tetapi dia nekat melarikan diri demi sepak bola.
"Saya mempersiapkan segalanya setiap menit karena tahu bahwa saya tidak punya uang sama sekali," kata Mane.
"Saat matahari terbenam, saya bersembunyi di rerumputan tinggi di depan rumah saya. Keesokan paginya, saya menyikat gigi dan bahkan tidak mandi," ucapnya.
“Saya pergi tanpa memberi tahu siapa pun, selain sahabat saya. Saya berjalan lama untuk bertemu dengan seorang teman yang meminjamkan saya sejumlah uang agar saya bisa naik bus ke Dakar," kata Sadio Mane memulai cerita tentang awal kariernya.
Sesampainya di Dakar, Mane langsung mendapatkan tempat tinggal dan mulai berlatih di akademi sepak bola yang dituju.
"Saya disambut oleh keluarga yang Saya tidak tahu, saya langsung mengikuti sesi latihan di tim yang diakui".
Namun, orangtua Mane pada akhirnya mengetahui keberadaannya setelah mendesak sang sahabat untuk memberitahu.
Mane kemudian berbicara panjang dengan orangtuanya via telepon. Dia akhirnya mendapatkan persetujuan untuk mencoba peruntungan di sepak bola.
Hari-harinya tidak berjalan mudah saat menimba ilmu di akademi. Hal tersebut karena banyak yang memandangnya dengan sebelah mata.
"Ada 200 atau 300 anak muda yang mengantri untuk kesempatan mereka, itu mulai buruk bagi saya karena ketika saya menampilkan diri, saya ditertawakan".
"Saya tidak terlihat seperti pesepakbola. Saya mengenakan celana yang tidak terlihat seperti celana pendek sepak bola".
"Dan sepatu bola saya benar-benar robek di bagian samping dan telah saya perbaiki dengan kawat sebaik mungkin".
"Mereka yang mengawasi persidangan akan melihat saya dengan ekspresi wajah yang aneh"
"Kamu benar-benar ingin menjadi pesepakbola?' Saya mengerti mereka tetapi saya tidak punya pilihan".
"Karena saya tidak seburuk itu, mereka membawa saya. Itu adalah awal dari petualangan saya. dan Sekarang saya menjadi seorang Juara Afrika,” kata Sadio Mane.
Namun, Mane kini telah membuktikan talentanya dan menjadi salah satu pesepak bola tersukses.
Setelah keluar dari akademi, Mane bergabung dengan FC Metz di Liga Perancis, lalu melanjutkan karier bersama Red Bull Salzburg dan melejit di Austria.
Pada musim panas 2014, Mane direkrut Southampton. Kemudian, Liverpool menebusnya senilai 34 juta poundsterling (sekitar Rp 660 miliar).
Nilai tersebut menjadikan Mane sebagai pemain termahal Afrika pada periode itu.
Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu semakin sukses bersama Liverpool. Dia berhasil meraih trofi Premier League, Liga Champions, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antarklub.
Teranyar, Mane telah mengantarkan timnas Senegal ke tangga juara Piala Afrika 2021 setelah mengalahkan Mesir 4-2 via adu penalti di Stadion Olembe, Senin (7/2/2022).
Senegal juara Piala Afrika lewat kemenangan 4-2 melalui adu penalti, setelah berimbang 0-0 dengan Mesir hingga 120 menit.
Mane menjadi penendang pemungkas Senegal pada babak tos-tosan dan berhasil mencetak gol.
Gol tersebut menandakan mentalitas kuat Mane setelah sempat gagal mengeksekusi tendangan 12 pas pada babak pertama waktu normal.
Senegal pun meraih gelar juara Piala Afrika untuk kali pertama dalam sejarah.
Pada akhir turnamen, Mane juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Afrika edisi kali ini.
Bintang Liverpool itu mencetak tiga gol dan dua assists, serta membawa Senegal tak terkalahkan di Piala Afrika 2021.