Rekor Saves Andritany, Bukti Kacau-balaunya Pertahanan Persija Jakarta
TRIBUNNEWS.COM - Makan Konate boleh jadi sosok yang paling menonjol saat Persija Jakarta mampu menahan imbang Persebaya 3-3.
Namun, satu sosok lain yang tak bisa ditepikan adalah peranan sang kiper, Andritany Ardhiyasa.
Dia pun berhak menyandang label pahlawan di balik keberhasilan Persija Jakarta mencuri satu angkakala menghadapi Persebaya Surabaya.
Baca juga: Gawang Persija Dibombardir Persebaya, 16 Shot On Target Bajul Ijo Cuma Jadi 3 Gol, Rekor Andritany!
Baca juga: Daftar Pemain Indonesia yang Pernah Merumput di Liga Jepang, Transfer Pratama Arhan Bersyarat Khusus
Pasalnya pada pertandingan tersebut, Andritany mencatatkan 13 penyelamatan.
Angka itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan Liga 1.
Tak hanya itu, Andritany juga punya koleksi penyelamatan terbanyak di BRI Liga 1 musim ini dengan catatan 82 kali.
Namun rekor itu sejatinya bukan sesuatu yang perlu dibanggakan.
Baca juga: Update Jadwal Liga 1 2021 Pekan Ini, Ada Laga Tunda Persipura Vs Madura United, PSM Vs Persib
Baca juga: Janji Pratama Arhan Seusai Gabung Tokyo Verdy, Ini Profil Si Rory Delap-nya Timnas Indonesia
Sebab, hal itu menunjukan bahwa ada lubang besar di jantung pertahanan Persija Jakarta.
Penampilan cemerlang penjaga gawang yang pernah jadi andalan Tim Nasional Indonesia pada tahun 2018-2019 itu membuka lebar-lebar mata Persija tentang masalah di lini pertahanan mereka.
Lini pertahanan Persija Jakarta saat ini bisa dikatakan dihuni oleh para veteran dan para pemain yang kurang jam terbang.
Persija Jakarta masih dihuni oleh para veteran seperti Otavio Dutra (38 tahun), Maman Abdurrahman (39 tahun), Marco Motta (35 tahun), dan Ismed Sofyan (42 tahun).
Baca juga: Berita Milan, 4 Alasan Rossoneri Bisa Juara Musim Ini, Kessie Ditempel Barca, Siap Permanenkan Diaz
Baca juga: Rahasia Sukses Persija Tahan Imbang Persebaya 3-3 Setelah Sempat Tertinggal Dua Gol
Lebih mirisnya, tiga nama pertama sudah mencatatkan lebih dari 1000 menit bermain di Liga 1 musim ini.
Meski Marco Motta masih menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang pernah tampil di Serie A Italia, namun dalam beberapa pertandingan ia sering dibuat patah pinggang oleh para penyerang cepat di Liga 1.
Jika salah satu dari ketiganya absen, hanya pos bek kanan yang bisa dikatakan aman, karena punya sosok Rio Fahmi yang tampil cemerlang saat dipercaya bermain.
Di pos bek tengah, Persija hanya menyisakan sosok Ryuji Utomo dan Ikhwan Ciptady sebagai cadangan. Performa keduanya sebagai pemain baru juga masih inkonsisten dan sering melakukan kesalahan-kesalahan elementer.
Jika Ryuji dan Ciptady tidak hadir, Persija menurunkan para darah muda yang baru saja debut di kompetisi profesional (Muhammad Ferarri dan Rangga Widiansyah), tentu dengan menit pemain yang sangat terbatas.
Baca juga: Lupakan Soal Romantisme, Dua Gol Makan Konate ke Gawang Persebaya Jadi Sinyal Bahaya Buat Persib
Di sektor bek kiri, Persija belum menemukan sosok yang konsisten mengisi posisi tersebut setelah performa Rezaldi Hehanusa masih belum kembali dari cidera tendon achilles.
Persija akhirnya menurunkan Novri Setiawan, Rangga Widiansyah, Samuel Cristianson secara bergantian. Bahkan di babak kedua lawan Persebaya, Rio Fahmi tampil di pos bek kiri.
Di pos double pivot, Persija juga masih bergantung dengan sosok veteran Toni Sucipto (36 tahun) sebagai duet dari Rohit Chand.
Jika keduanya hilang Persija bakal memainkan Syahrian Abimanyu atau Makan Konate yang sebenarnya punya karakter lebih menyerang, sehingga lini tengah Persija gampang sekali dieliminasi oleh lawan yang punya serangan cepat.
Baca juga: Klub Baru Pratama Arhan Satu di Antara Klub Tersukses di Liga Jepang
Tak mengherankan jika akhirnya Persija Jakarta hanya mengandalkan Andritany di lini pertahanan.
Hal ini sangatlah berbeda saat Persija Jakarta jadi juara Liga 1 musim 2018.
Saat itu, Persija Jakarta punya Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanusa sebagai bek sayap modern yang bisa menyisir lebar lapangan sendirian.
Di pos bek tengah, Persija juga punya Jaimerson dan Maman Abdurrahman yang tampil konsisten dan berkali-kali mencetak gol dari skema set-piece.
Sementara itu, Persija punya duet anti-tembus yang meringankan tugas empat bek di belakangnya yang diisi oleh Rohit Chand dan Sandi Sute.
Karena itulah, Ferdiansyah mengakui bahwa Persija butuh evaluasi besar di lini pertahanan musim ini dalam konferensi pers pasca-pertandingan lawan Persebaya.
"Terima kasih Andritany yang banyak sekali melakukan penyelamatan.
Namun, itu memang tugasnya Andritany dan ini menjai catatan buat kami," ujar asisten pelatih Persija Jakarta, Ferdiansyah.
"Bahwa dengan banyaknya penyelamatan dari Andritany, berarti ada yang harus diperbaiki dalam bertahan. Makin banyak Andritany diserang, berarti banyak hal yang harus diperbaiki," jelasnya.
Dengan masalah pertahanan yang akut di tubuh Persija ini, sudah memakan korban sosok Angelo Alessio yang dipecat dari kursi pelatih.
Sementara di bursa transfer kedua Liga 1 musim ini, Persija tak punya pilihan untuk merekrut bek berkualitas, selain menambah kedalaman dengan bek-bek yang belum terbukti kualitasnya di Liga 1.
Kembalinya Ryuji Utomo dari peminjamannya di Penang bulan Januari juga belum mengobati masalah pertahanan di tubuh Persija.
Patut ditunggu, setidaknya hingga musim ini berakhir, dimana posisi akhir Persija Jakarta di papan klasemen Liga 1?
Artikel ini telah tayang di BolaSport dengan judul Andritany Cetak Rekor 13 Penyelamatan Saat Lawan Persebaya, Cerminan Buruknya Pertahanan Persija Jakarta